Nationalgeographic.co.id - Kita telah lama mengenal narasi populer bahwa selama lebih dari 150 juta tahun, dinosaurus mendominasi kehidupan di Bumi.
Dalam imajinasi kita, Tyrannosaurus rex yang ganas memangsa korbannya dengan brutal, sementara Stegosaurus yang berduri mengayunkan ekornya demi mempertahankan wilayah kekuasaannya.
Disebutkan bahwa hanya hantaman asteroid berdiameter sekitar enam mil yang mampu mengakhiri masa kejayaan mereka, membuka jalan bagi mamalia untuk mengambil alih dominasi kehidupan di planet ini.
Namun, di balik hal itu, tersembunyi banyak kekeliruan sejarah. Berikut adalah empat alasan mengapa dinosaurus sebenarnya tidak pernah sepenuhnya menguasai planet ini.
1. Dinosaurus Bukan Penguasa Sejak Awal
Alih-alih langsung menjadi penguasa Bumi, dinosaurus memulai perjalanannya sebagai makhluk kecil dan tak mencolok. Fosil tertua yang kita kenal berasal dari sekitar 235 juta tahun lalu, di pertengahan Periode Trias. Saat itu, dinosaurus tidak lebih besar dari anjing sedang, berbadan kurus, dan memakan apa saja dari daun hingga serangga.
Sebaliknya, kerabat purba buaya justru lebih mendominasi: ada predator berkaki dua, reptil bersisik seperti armadillo, hingga pemakan pakis berparuh seperti burung. Dinosaurus baru mulai menunjukkan perkembangan berarti menjelang akhir Trias. Letusan vulkanik besar di Pangea mengubah iklim dunia secara drastis.
Di tengah krisis tersebut, kemampuan dinosaurus mempertahankan panas tubuh dan bulu pelindung memberi mereka keunggulan bertahan hidup, sementara banyak spesies lain punah. Singkatnya, dinosaurus tidak merebut dunia—mereka hanya beruntung saat dunia berubah drastis.
2. Dinosaurus Tidak Pernah Menjelajahi Samudra
Bumi kita sebagian besar adalah lautan. Bahkan saat ini, air menutupi sekitar 71% permukaan planet. Namun, dinosaurus tidak pernah berevolusi untuk hidup sepenuhnya di laut. Meski ada beberapa jejak renang di perairan dangkal, tidak satu pun dinosaurus yang benar-benar menjadi makhluk laut sejati.
Baca Juga: Pertama dan Paling Akurat, 'Dinosaurus Ompong' Dipamerkan di Museum
Source | : | popsci.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR