"Dicari, tukang tambal ban di Mars," itulah status Facebook milik astronom amatir Ma\'rufin Sudibyo pada Sabtu (23/8) lalu.
Status Facebook itu terkait dengan adanya lubang menganga pada Curiosity, wahana antariksa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menjelajah Mars sejak Agustus 2012 lalu.
Tentu saja, status itu hiperbola. Ban Curiosity memang berlubang. Tapi, lubang pada ban itu takkan bisa ditambal seperti pada ban motor.
Sebabnya, enam ban wahana itu tak terbuat dari karet dan berisi gas. Ban Curiosity berupa sebuah mesin dan terbuat dari aluminum berdiameter 50 cm dan tebal 40 cm. Ketebalan kulit ban itu sendiri hanya 0,75 mm.
Emily Lakawalla, pemerhati misi antariksa, menguraikan sebab berlubangnya ban Curiosity dalam tulisan Planetary.org pada Selasa (19/8).
Sebab pertama adalah ban mengalami kelelahan logam. Terus-menerus merenggang dan menyusut, ban akhirnya robek. Apa yang terjadi pada ban seperti yang terjadi pada paper clip yang dibuka dan ditutup berkali-kali hingga patah.
Sebab kedua terkait dengan kondisi tanah Mars sendiri. Tak diduga, Mars punya banyak batu-batu tajam.
Satu ban Curiosity sebenarnya masih cukup kuat untuk menahan berat beban dan gaya yang dikerjakan oleh batu tajam. Namun, bila gaya dari lima ban lain juga bekerja, Curiosity sudah tak bisa menahannya. Ban pun mengalami kerusakan.
Untungnya, bolongnya ban tak banyak memengaruhi performa. Dalam kondisi paling buruk, Curiosity masih bisa berjalan 8 km.
Tim NASA saat ini hanya perlu memperlambat gerakan Curiosity agar kerusakan tak terjadi dalam waktu yang lebih cepat. NASA juga punya pilihan lain agar misi Curiosity tetap optimal, misalnya dengan menggerakkan Curiosity mundur atau mencari rute minim batuan.
Dari Fiksi Jadi Memori: Kisah Siti Nurbaya Jadi Identitas yang Kuat di Kota Padang
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR