Tahun 2006 silam, para ilmuwan dikejutkan dengan ditemukannya otak yang diawetkan dalam tengkorak berusia 2.600 tahun di situs arkeologi Heslington, Inggris. Ilmuwan dibuat bertanya-tanya selama beberapa tahun, mempertanyakan bagaimana cara massa jaringan lunak dapat bertahan selama ribuan tahun.
Kini setelah dirundung kebingungan, mereka telah menemukan jawaban mengapa otak tersebut tetap dapat awet selama ribuan tahun. Setelah melakukan serangkaian penelitian, mereka mendapatkan jawabannya yakni lumpur.
Seperti diungkap tim peneliti dari York Archeological Trust bahwa lumpur bersifat basah. Selain itu, karena tengkorak disimpan pada wadah dari tanah liat membuatnya kedap udara, sehingga otak terlindung dari bakteri pengurai.
“Saya mengintip pada lubang di dasar tengkorang untuk menyelidikinya. Betapa terkejutnya ketika melihat adanya bahan seperti spons berwarna kuning,” ujar Rachel Cubitt, petugas sekaligus orang yang bertanggung jawab dalam pembersihan otak.
Para ilmuwan berpikir otak yang terawetkan itu adalah milik seorang pria berusia antara 26 hinga 45 tahun. Dilihat dari tulang lehernya menunjukkan pria itu mengalami pukulang keras di leher dan kemudian kepalanya dipenggal. Ada kemungkinan pria itu adalah korban ritual pengobatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR