Kalau Anda jalan-jalan di kota Semarang, ada sejumlah kuliner khas kota ini yang amat sayang kalau dilewatkan. Apa saja?
1. Soto Bangkong
"Soto Ayam dan Ayam Goreng samping Kantor Pos Bangkong," begitu tulisan yang tergantung di sebuah bangunan yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Nomor 1, Kota Semarang.
Soto Bangkong, begitu orang Semarang lebih mengenal masakan yang dijual Sholeh Soekarno tersebut. Pasalnya, rumah makan itu terletak di kawasan perempatan Bangkong yang menghubungkan Jalan Brigjen Katamso, Jalan A Yani, Jalan MT Haryono bagian selatan dan Jalan MT Haryono bagian utara.
Usaha yang dirintis Sholeh dari soto pikulan (dijual keliling lewat cara dipikul) tahun 1950 itu menjadi tujuan wisatawan saat berkunjung ke Kota Semarang. Disajikan dalam mangkuk kecil, soto ayam olahan Sholeh berisi nasi, mi soun, tauge, irisan tomat, suiran daging ayam, hingga taburan seledri dan bawang goreng.
2. Wedang Rempah Mbah Jo
Tak ada pelayan khusus di warung ini. Mereka yang ingin memesan, bisa langsung menghampiri Mbah Jo yang hampir tak pernah meninggalkan meja tempat dia membuat minuman.
Seperti nama warung itu, Mbah Jo menyuguhkan minuman berbahan utama rempah-rempah di antaranya jahe, kunir, dan temulawak. Sebagai campuran, tersedia asam, jeruk nipis, kopi, susu, juga teh.
Ada sekitar 20 menu wedang rempah yang ditawarkan. Itu sebabnya, wedang rempah Mbah Jo diyakini mampu menyegarkan tubuh bahkan menyehatkan.
"Bahan empon-empon (rempah-rempah) saya datangkan langsung dari kampung halaman di Sukoharjo. Sebagai campuran, saya pakai rempah berbentuk cair dan gula batu. Saya tidak pakai bahan kimia, semua murni dari alam," ucap Mbah Jo, begitu ia mau disebut.
Mbah Jo punya alasan tersendiri kenapa memilih gula batu. Menurutnya, gula batu aman dikonsumsi mereka yang punya penyakit diabetes. Tentu saja, ini mendukung khasiat rempah yang menyehatkan.!break!
3. Es Puter Cong Lik
Lapak berukuran sekitar 4x8 meter ini hanya berjarak sekitar 150 meter arah utara dari Lapangan Simpanglima Kota Semarang atau 100 meter arah selatan Hotel Amaris Simpanglima.
Lapak yang buka setiap hari pukul 18.00-24.00 itu hampir tak pernah sepi pembeli. "Mau rasa apa? Ada durian, kelapa, cokelat dan blewah. Mau dikombinasi dua rasa atau komplet juga bisa," kata Bu Kus, pegawai di lapak Es Puter Cong Lik, memberi penjelasan kepada calon pembeli.
Es puter ini disajikan dalam lepek atau piring kecil. Ada empat scoop untuk satu lepek sajian.
Anda yang memesan komplet akan mendapat empat scoop es puter masing-masing rasa durian, kelapa, cokelat dan blewah, ditambah toping dua potong daging buah durian montong, siwalan dan irisan roti tawar.
"Untuk rasa kelapa, cokelat dan durian selalu ada. Sementara rasa blewah tidak selalu ada. Kadang diganti rasa alpukat, kelengkeng atau leci. Es puter ini dibuat dari sari buah dan dicampur es batu. Bapak langsung yang buat di rumah setiap hari," ujar Bu Kus.
Bapak yang dimaksud adalah pemilik lapak Es Puter Cong Lik. Menurutnya, sebelum membuka lapak, 25 tahun lalu es puter dijual secara berkeliling menggunakan gerobak dorong. Biasanya, pemilik lapak keliling menjual es puter di kawasan Pecinan, Kota Semarang.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR