Nationalgeographic.co.id - Rencana pembukaan tambang emas dalam skala besar di Hutan Beutong di Nagan Raya, Aceh menjadi permasalahan.
Bagaimana tidak, dengan adanya pembukaan tambang, dikhawatirkan dapat merusak hutan dan mengganggu habitat satwa langka salah satunya harimau sumatera.
Manager Perlindung Satwa Liar Forum Konservasi Leuser (FKL), Dedi Yansyah mengatakan bahwa Beutong merupakan hutan penghubung Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dan Ulu Masen.
"Beutong satu-satunya hutan penghubung. Hutan di kabupaten lain sudah hancur akibat kegiatan negatif," kata Dedi, melansir Mongabay, Jumat (23/11/2018).
Baca Juga : Sering Menahan Kencing? Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda
Dengan luas 240 ribu hektar, hutan Beutong masih menjadi tempat yang dilalui oleh sejumlah satwa langka. Dedi khawatir, apabila hutan Beutong hancur, maka bisa memutuskan jalur yang ada.
"Selain mempercepat kepunahan, itu juga akan menimbulkan konflik satwa liar dengan manusia. Kegiatan ilegal juga masih terjadi di sini seperti perambahan, pembalakan, dan perburuan satwa," ujarnya.
Data dari tim patroli Forum Konservasi Leuser (FKL) dari Januari hingga September 2018, menunjukkan ada 752 kasus yang merusak hutan Beutong, dengan rincian 560 kasus pembalakan, 161 kasus perambahan, 74 kasus perburuan dan 11 pertambangan liar.
Dedi menambahkan bahwa kegiatan perusakan ini sangat mempengaruhi habitat satwa.
Baca Juga : Cegah Kanker Payudara dengan 5 Hal Berikut Ini
Ahli konservasi harimau Sumatra, Hariyo Tabah Wibisono mengatakan, saat ini berbagai pihak sedang melakukan survei untuk mengetahui populasi harimau sumatera di sejumlah habitat, termasuk di Provinsi Aceh, khususnya hutan Beutong.
Menurutnya, hutan Beutong sebagai hutan penghubung KEL dengan Ulu Masen sangat penting karena di Ulu Masen populasi harimau sudah berkurang. Harimau dari Leuser bisa berpindah ke Ulu Masen nantinya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo. Menurut Sapto, hutan Beutong merupakan habitat dan jalur lintasan satwa, khususnya harimau sumatera.
Kini, populasi harimau di Aceh hanya sekitar 150-200 individu dan sangat membutuhkan hutan Beutong.