Temuan Kuburan Massal, 230 Kerangka Ditemukan Saat Penggalian Fondasi

By Nesa Alicia, Senin, 26 November 2018 | 10:17 WIB
Ilustrasi kerangka manusia. (TheSP4N1SH/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Sebuah kuburan massal ditemukan di kota Mannar, Sri Lanka. Penemuan ini kemudian dinyatakan sebagai kuburan massal terbesar di Sri Lanka.

Tempat ditemukannya kerangka-kerangka manusia ini diduga merupakan area bekas zona perang. Perang selama 26 tahun yang terjadi antara tentara dan separatis Tamil ini menyebabkan setidaknya 100.000 orang tewas. 

Baca Juga : Berkebalikan dengan Klaim Donald Trump, Pangkalan Rudal Korea Utara Ternyata Masih Aktif

Temuan ini disampaikan pertama kali pada awal tahun 2018. Kala itu, pekerja proyek gedung di dekat terminal bus menemukan beberapa kerangka manusia saat menggali tanah untuk fondasi gedung baru. 

Seorang arkeolog forensik dari Universitas Kelaniya, Profesor Raj Somadeva, mengatakan bahwa tim-nya telah menggali dan menemukan lebih dari 230 kerangka manusia.

"Ini adalah kuburan massal terbesar yang pernah digali," kata Somadeva, melansir BBC, Senin (26/11/2018)

Somadeva menambahkan, selain dari sisa-sisa manusia, para arkeolog juga menemukan benda-benda porselen, keramik dan logam, serta beberapa perhiasan yang dikenakan oleh para korban.

Tulang-tulang yang ditemukan berserakan dan sulit untuk melacak keberadaan tubuh para korban. Hingga saat ini belum jelas identitas korban dan apa penyebab kematian mereka. 

Sisa-sisa kerangka akan dibawa ke pengadilan Mannar, untuk diputuskan tindakan yang akan diambil setelah penggalian selesai. 

Baca Juga : Fakta-fakta Suku Terasing Sentinelese yang Membunuh Turis Amerika

Dahulu, kota Mannar didominasi oleh etnis minoritas Tamil. Tokoh masyarakat mengatakan, ratusan orang dari wilayah itu hilang selama konflik puluhan tahun antara pasukan keamanan Sri Lanka dan pemberontak Macan Tamil.

Sebagian besar kota Mannar berada di bawah kendali militer selama perang, sementara pemberontak Macan Tamil mendominasi daerah sekitarnya dan banyak bagian lain dari kabupaten. 

Pemerintah selalu menyangkal bahwa pasukannya memiliki andil pada kematian atau hilangnya warga sipil. Para militer juga menolak mengkaitkan kuburan massal tersebut dengan pihaknya.