Menjelajahi Pulau Samosir, Jantung Budaya Batak Toba

By National Geographic Indonesia, Jumat, 7 Desember 2018 | 10:50 WIB
Pemandangan Pulau Samosir di pinggir Danau Toba. (pawopa3336/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Pulau Samosir merupakan pulau vulkanik di tengah Danau Toba, Sumatra Utara. Pulau ini menjadi jantung dari budaya Batak Toba. Kunjungan ke Danau Toba tidak akan lengkap tanpa bermalam di Samosir dan desa adat sekitarnya.

Di sisi timur Samosir, permukaan tanahnya meningkat tajam dari dataran sempit di sepanjang tepi danau—menjulang sekitar 780 meter di atas permukaan air. Bersepeda ke dataran tinggi sambil melewati rumah-rumah adat akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Sebab, dari ketinggian tersebut, Anda bisa menyaksikan pemandangan indah danau Toba yang berwarna kebiruan.

Baca Juga : Desa Wisata Kasongan, Desa dengan Sejuta Gerabah di Bantul

Saat kapal feri mengantar Anda ke Tomok, 'pintu gerbang' Pulau Samosir, Anda akan disambut dengan barisan penjual suvenir khas Batak. Mulai dari kain ulos hasil buatan tangan, kalender bambu dan beragam pernak-pernik lainnya.

Di desa Tomok sendiri, terdapat sarkofagus batu kepala suku Sidabutar. Diukir dari sebongkah batu besar, makam ini sudah ada sejak abad ke-19. Bagian depannya memiliki gambar wajah singa—makhluk mistis setengah kerbau, setengah gajah. Sementara itu, pada tutupnya yang seperti sadel, terdapat patung wanita yang membawa mangkuk, diyakini merepresentasikan istri kepala suku yang telah meninggal tersebut.

Kain khas Batak. (marie martin/Getty Images/iStockphoto)

Rumah adat berjejer rapi di Tomok. Bagian belakangnya menghadap ke danau, sementara bagian depan mengarah ke lumbung padi. Desain khas Batak juga tercermin pada bangunan rumah ini, dengan daun dan bunga-bunga yang diwarnai hitam, putih, dan merah.

Melangkah ke arah utara Tomok, Anda akan bertemu semenanjung Tuktuk Siadong. Ia terkenal akan pantai berpasir dan pemandangan sekitarnya yang penuh tanaman subur. Di sini, air biru yang lembut dari danau Toba menyatu dengan padang rumput nan hijau. Karena terletak di pegunungan tinggi, udara di Tuktuk Siadong sangat sejuk. Tidak heran jika wilayah ini juga menjadi favorit para turis. Anda pun dapat dengan mudah menemukan penginapan dan hotel kecil, restoran, dan toko oleh-oleh.

Berjalan lagi ke utara, Anda akan sampai di desa Ambarita dan Simanindo. Di Ambarita—sekitar empat kilometer dari Tuktuk—terdapat batu-batu peninggalan zaman megalitikum. Salah satu situs menarik di desa ini adalah Batu Parsidangan. Menurut penduduk lokal, itu menjadi tempat di mana para kriminal dihukum mati atau dipenggal.

Desa lain yang harus dijelajahi di Pulau Samosir adalah Simanindo. Di sana, berdiri rumah Raja Sidauruk yang kini telah dijadikan museum. Yang menarik, pertunjukkan Boneka Sigale-gale rutin dilaksanakan di Simanindo. Boneka yang  berukuran seperti tubuh manusia ini dipercaya sebagai 'wadah' bagi jiwa-jiwa orang yang telah meninggal.

Rumah-rumah adat di Pulau Samosir. (Heri Mardinal/Getty Images)

Selain dapat melihat dan mempelajari budaya Batak, di Pulau Samosir ada beberapa atraksi yang tidak kalah menarik. Di antaranya adalah olahraga air seperti kano, jetski, berenang, dan memancing. Anda juga bisa merasakan sensasi paragliding dari Bukit Siulakhosa untuk menambah keseruan dan mendapatkan foto yang tak terlupakan.