Artis VA Terlibat Prostitusi, Benarkah Prostitusi adalah Profesi Tertua dalam Kebudayaan Manusia?

By Gregorius Bhisma Adinaya, Senin, 7 Januari 2019 | 14:43 WIB
Ilustrasi menjajakkan diri. (FernandoQuevedo/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Beberapa hari ini publik diramaikan dengan pemberitaan ditangkapnya seorang artis/aktris berinisial VA dalam sebuah kegiatan prostitusi di Surabaya.

Pada awalnya polisi hanya menyebutkan dua nama terkait pekerja seksual komersial yang terlibat. Namun setelah dilakukan penangkapan terhadap dua mucikari berinisial TN dan ES, polisi mengatakan bahwa mucikari ini memiliki 45 aktris yang masuk dalam jaringan ini.

Bila kita berbicara mengenai prostitusi, gagasan bahwa "prostitusi adalah profesi tertua dalam kebudayaan manusia" seringkali muncul dalam berbagai pembahasan. Namun apakah anggapan ini memang demikian benar? Apakah prostitusi juga sudah ada dalam peradaban purba kita?

Baca Juga : Mengapa Telur Berbentuk Oval? Aristoteles pun Sempat Dibuat Bingung

Sebuah artikel yang ditulis oleh Forrest Nickman dalam Slate.com pada 6 Maret 2012, mengatakan—berdasarkan keterangan antropolog University of Chicago, Don Kullick—bahwa prostitusi memang sudah ada sejak awal peradaban manusia, tetapi belum bisa dipastikan apakah hal ini memang menjadi profesi tertua.

Salah satu bukti bahwa prostitusi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu adalah naskah-naskah yang menyebutkan bahwa tentara Israel memiliki banyak istri dan selir, Raja Solomon dikenal memiliki 700 istri dan 3.000 selir, dan pada masa Romawi Kuno, orang sudah bisa membeli seks dengan koin.

Walaupun memang seakan tergambar bahwa prostitusi sudah ada sejak lama, tetapi prostitusi dengan konsep menjajakkan diri di sepanjang jalan atau (dulu) Gang Dolly baru dikenal sejak masa Ratu Victoria di Inggris. Bahkan saat itu prostitusi disebut sebagai penyebab mewabahnya penyakit menular seksual.

"Prostitusi profesi tertua"

Frase "prostitusi profesi tertua" sendiri sebenarnya muncul pada akhir tahun 1800-an. Namun sayangnya frase yang kerap diucapkan saat ini muncul dari kesalahan mengutip, bukan didasarkan atas riset ilmiah atau bukti sejarah.

Pada tahun 1888, Rudyard Kipling menulis sebuah artikel mengenai prostitusi. Artikel tersebut dimulai dengan kalimat, "Lalun adalah anggota dari profesi paling tua di dunia."

Kemudian pada tahun 1900-an, seiring meningkatnya perdebatan untuk membasmi prostitusi, kalangan medis mulai menggunakan frase dengan inti makna bahwa protistusi merupakan profesi tertua.

Kalangan yang kurang setuju dengan wacana penghapusan prostitusi, kemudian mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang percuma karena prostitusi adalah profesi tertua. "Percuma mengubah kebiasaan manusia," demikian lah yang sebenarnya dimaksudkan.