CVR Lion Air JT 610 Ditemukan, Investigasi Memasuki Babak Baru

By Gregorius Bhisma Adinaya, Senin, 14 Januari 2019 | 11:08 WIB
kapal karet milik Basarnas mencari beberapa puing dan korban jatuhnya pesawat lion air JT 610 (DEVINA HALIM)

Nationalgeographic.co.id - Senin (14/1/2019) pagi, sebuah kabar terkait kecelakaan Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 datang kepada wartawan. CVR atau Cockpit Voice Recorder dari pesawat Lion Air JT 610 ditemukan pada pukul 08.48.

CVR ditemukan oleh tim penyelam Koarmada I yang dipimpin oleh Kadislambair Koarmada I Kolonel Laut (E) Monang Sitompul. Tim yang terdiri dari Kopaska dan Dislambair ini melibatkan 25 personel. Perekam suara di dalam kokpit ini berada pada kedalaman delapan meter di bawah dasar laut, atau pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan air laut.

Baca Juga : Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan, Mengapa 'Kotak Hitam' Begitu Penting?

Dilansir dari Metro TV, Senin (14/1/2019) dalam percakapan melalui sambungan telepon, Kolonel Johan Wahyudi, Komandan Kopaska Koarmada I mengatakan bahwa CVR sudah berada di atas kapal dan direncanakan akan dibawa menuju dermaga penyeberangan (TNI AL) Pondok Dayung.

Tidak berhenti mencari

Sebelumnya KNKT bersama dengan TNI Angkatan Laut melanjutkan pencarian bagian dari blackbox untuk menemukan penyebab jatuhnya pesawat nahas yang jatuh di perairan Karawang pada tanggal 29 November 2018.

Ilustrasi black box. (CaronB/Getty Images)

Melansir Kompas.com, Senin (14/1/2019), Kepala Pushidrosal Laksamana Muda Harjo Susmoro mengaku optimis dapat menemukan CVR. Bukan tanpa alasan, area pencarian pun sudah dilokalisir di area seluas 5x5 meter persegi.

Upaya pencarian ini diawali dengan pelepasan KRI Spica di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, Selasa (8/1/2019). KRI Spica dipilih karena memiliki beberapa teknologi pendukung, seperti multi-beam sounder, side-scan sonar, dan sub-bottom profiling.

Baca Juga : Boeing 737 MAX 8, Pesawat Baru Lion Air yang Jatuh di Utara Jawa

"(Beberapa teknologi di atas) Dipandu dengan magnetometer itu seharusnya secara teoritis harusnya bisa ketemu, kecuali Allah menghendaki yang lain," ucap Harjo.

Usaha pencarian ini pun sebenarnya dilakukan berlomba dengan waktu. Tim memperkirakan bahwa baterai dari CVR hanya bisa bertahan hingga 15 hari, yakni hingga 23 Januari 2019. Sehingga mereka harus berusaha keras sebelum sinyal CVR hilang karena habis daya.