Nationalgeographic.co.id - Pesawat Lion Air JT-610 dipastikan jatuh di perairan dekat daerah Karawang, Jawa Barat, setelah sebelumnya hilang kontak pada pukul 06.33 WIB, 13 menit setelah lepas landas.
Penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2018) masih menimbulkan tanda tanya. Apalagi, pesawat Lion Air yang jatuh ini menggunakan jenis boeing 737 MAX-8 yang merupakan pesawat pertama di Indonesia dan baru dua bulan mengudara.
Baca Juga : Kisah Pilu George Stinney Jr, Remaja Termuda Yang Dihukum Mati Meski Tak Bersalah
Ditemui di kantor Kompas Gramedia Majalah Kebon Jeruk, pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo memaparkan dua kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat JT 610.
"Pertama karena sistem yang bermasalah, meski belum diketahui masalahnya apa, dan satu lagi mungkin teknis, yang berkaitan dengan mesin," katanya.
Dudi menyakini bila dua faktor ini menjadi penyebab jatuhnya pesawat. Sebab, sebelumnya pilot sempat ingin return to base.
"Sebelum dia jatuh, pilot kasih tahu ke menara bahwa dia ingin RTB (return to base)," imbuh Dudi.
Sayangnya, ketika menara ATC ingin menanyakan lebih lanjut mengenai alasan ia ingin kembali, pesawat sudah terlanjur hilang kontak.
Baca Juga : Misi Pengorbitan Roket Pertama di Tiongkok Mengalami Kegagalan
Dudi menyayangkan tidak ada orang atau saksi mata yang melihat bagaimana posisi pesawat terjatuh. Jika mengetahui posisinya, maka dapat dianalisis lebih lanjut penyebab pasti pesawat jatuh.
"Sulit untuk mengetahui penyebabnya saat ini. Namun, dua hal ini (kesalahan sistem dan teknis) lah yang menjadi fokus saya," ujarnya.
Dudi menambahkan, kebenaran mengenai jatuhnya pesawat ini baru bisa diungkap apabila ditemukannya black box atau kotak hitam dari cockpit voice recorders (CVR), yang merupakan rekaman data penerbangan.
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR