Nationalgeographic.co.id - Beberapa waktu lalu, sebuah video yang menggambarkan tindak bullying atau perisakan yang terjadi pada seorang pelajar marak diperbincangkan. Kejadian semacam ini menjadi deja vu bagi kebanyakan orang. Perisakan seperti tidak pernah ada akhirnya.
Perisakan dalam lingkung anak-anak, terutama pelajar, adalah hal yang banyak ditemukan. Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental korban saat itu, tetapi juga akan berdampak pada sang korban ketika memasuki usia dewasa.
Sebuah penelitian dari King’s College di London mengungkapkan bahwa anak yang mengalami perisakan di sekolah, berisiko obesitas hampir dua kali lebih besar pada usia 18 tahun dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami perisakan.
Baca Juga : Ingin Menghindari Penyakit Mematikan? Konsumsi Makanan Kaya Serat
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine ini menganalisis hasil wawancara dengan 2.000 orang dewasa yang sudah bergabung di Environment Risk (E-Risk) Longitudinal Twin Study sedari kecil, sekitar tahun 1960-an.
Para peneliti mengukur indeks massa tubuh (BMI) dan rasio pinggang-pinggul yang dinilai sebagai indikator lemak perut, saat usia mereka 18 tahun.
“Anak-anak yang mengalami perisakan parah di sekolah, berpotensi alami obesitas 1,7 kali lebih tinggi saat dewasa, dibanding dengan teman-temannya yang tidak dirisak sama sekali,” tulis peneliti.
Meskipun para peneliti tidak bisa menjelaskan secara pasti mengenai dampak perisakan terhadap obesitas, tetapi jika kita mengabaikan penjelasan lain seperti faktor genetik, kemungkinan ini bisa saja terjadi.
“Jika hubungan antara perisakan dan obesitas bersifat kausal, pencegahan perisakan dapat membantu kita mengurangi kecenderungan obesitas dalam populasi,” ujar Jessie Baldwin, salah seorang peneliti yang terlibat.
Baca Juga : CVR Lion Air JT 610 Ditemukan, Mengapa Blackbox Penting dalam Penyelidikan Kecelakaan Pesawat?
Lebih lanjut Baldwin mengatakan bahwa selain mencegah perisakan, temuan ini juga menekankan pentingnya mendukung anak yang pernah mengalami perisakan untuk mencegah dan menghindarkan mereka dari obesitas.
“Dukungannya bisa berupa intervensi yang bertujuan untuk mendorong anak agar mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga. Data kami menunjukkan bahwa intervensi semacam ini harus dimulai sejak dini,” pungkas Baldwin.