Nationalgeographic.co.id - Ukiran batu yang mengalami kerusakan ditemukan dalam kuil berusia 3.500 tahun di Tell Efdu, Mesir Selatan. Menurut para arkeolog, perusakan tersebut sengaja dilakukan agar arwah pasangan kuno dalam ukiran tersebut mengalami kesulitan di akhirat.
Ya, di dalam ukiran, terdapat gambar seorang pria dan wanita yang berdiri berdampingan dengan tulisan hieroglif yang memaparkan nama dan pekerjaan mereka.
Baca Juga : Kolam Pemandian Uap Peninggalan Suku Maya Ditemukan di Guatemala
Nadine Moeller, pemimpin Tell Edfu Project, menyatakan bahwa wajah pasangan dan tulisan hierogflif pada ukiran telah sengaja dirusak.
"Dalam kepercayaan Mesir Kuno, menghapus nama seseorang dalam ukiran berarti ingin menghapus ingatan arwah tersebut. Juga untuk melenyapkan keberadaan mereka di akhirat," papar Moeller yang juga merupakan profesor di University of Chicago's Oriental Institute.
"Bagi orang Mesir, diingat setelah meninggal sangat penting, sehingga mereka dipercaya masih bisa menerima persembahan meski sudah berada di dunia lain.
Namun, dengan menghapus nama seseorang dalam ukiran, artinya Anda juga menghancurkan identitas dan perbuatan baik yang dia lakukan selama hidup," tambahnya.
Hieroglif yang rusak tersebut, kini sulit dibaca. Para peneliti pun sedang mencoba merekonstruksi dan menguraikan simbol-simbol yang ada di sana.
Baca Juga : Batu Permata Ditemukan di Gigi Purba, Ungkap Kehebatan Wanita Abad Pertengahan
Sejauh ini, mereka memiliki kesimpulan bahwa sang pria memiliki gelar 'mayor', sementara perempuan memegang gelar kehormatan 'wanita mulia'. Dengan begitu, pasangan ini kemungkinan berasal dari keluarga elit di Efdu.
Identitas dan motif orang yang berusaha merusak dan menghapus keberadaan mereka, masih belum diketahui. Belum pasti juga kapan ukiran tersebut mengalami kerusakan.