Kisah Janda-janda di India yang Ditelantarkan dan Dianggap Sebagai Nasib Buruk

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 24 Januari 2019 | 11:19 WIB
Para janda di Vrindavan.
Para janda di Vrindavan. (AP)

Para janda menari dan menyanyikan lagu rohani bersama-sama saat memperingati Hari Janda Internasiona
Para janda menari dan menyanyikan lagu rohani bersama-sama saat memperingati Hari Janda Internasiona (AP)

Para janda – biasanya wanita berusia lanjut – berdoa bersama dan menyanyi berulang-ulang selama beberapa jam dengan imbalan makanan dan alas tidur. Mereka sering terlihat masuk dan keluar kuil sambil mengenakan pakaian putih. Terkadang mengemis makanan dan uang untuk menyewa tempat tinggal.

Vasantha Patri, psikolog di Delhi, yang pernah menulis keadaan menyedihkan janda-janda Vridavan ini, mendeskripsikan mereka sebagai “fisik yang hidup namun secara sosial telah mati”.

Upaya pemerintah

Keadaan buruk para janda di tengah masyarakat India ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Namun, perjalanannya masih panjang.

Pada 2012, Mahkamah Agung memerintahkan komite khusus untuk mengidentifikasi para janda di Vrindavan – baik yang memiliki tempat berlindung maupun yang berkeliaran di jalanan.

Mahkamah Agung juga meminta kelengkapan data para janda tersebut. Mulai dari siapa keluarganya, sumber pendapatan, hingga alasan mereka meninggalkan rumah. Namun, proses ini masih belum selesai hingga sekarang.

Baca Juga : Ibu Nuraeni, Pemberani Pengubah Nasib Anak Pesisir Pattingaloang

Ada juga rencana aksi yang diajukan Ministry and the National Commission for Women sebagai tindak lanjut proses tersebut.

Rencana aksi ini merinci kebutuhan untuk memperbaiki infrastruktur, melengkapi data para janda sesuai dengan kartu identitas, dan menasihati keluarga untuk membawa pulang mereka.  

Menurut perintah tersebut, para janda berhak mendapat bantuan hukum, pengobatan gratis, serta bahan-bahan pokok.