Belajar Membaca dan Kaitannya dengan Belajar Musik Sejak Dini

By National Geographic Indonesia, Kamis, 24 Januari 2019 | 10:00 WIB
Musik berkaitan dengan kemampuan membaca. (Hakase_/Getty Images/iStockphoto)

Apa yang Orang Tua dan Guru dapat lakukan

Belajar bahasa dimulai dari sejak dini ketika orang tua berbicara dan menyanyi kepada anak-anak mereka. Ikatan antara bayi dengan orang tua dan komunitasnya utamanya terbentuk melalui suara, jadi Anda bernyanyi untuk bayi Anda dapat membentuk ikatan dengan mereka dan merangsang jaringan pendengaran mereka.

Membawa balita ke kelas musik dengan kurikulum yang baik dan berkualitas tinggi setiap minggu akan membangun keterampilan bermusik yang terbukti sangat efektif dalam membantu proses belajar membaca. Sangat penting untuk mencari kelas dengan kegiatan yang mencakup gerakan dan menyanyi. Mereka harus menggunakan instrumen musik–atau mainan yang mengeluarkan musik–yang berkualitas baik.

Baca Juga : Langka, Kadal Lidah Biru Berkepala Dua Ditemukan di Australia

Ketika mereka menuju masa prasekolah (PAUD)–waktu yang dianggap penting untuk mengembangkan bahasa anak-anak–cari program pembelajaran musik dengan kurikulum yang baik dan diberikan setiap hari oleh pendidik yang berkualitas. Lagu-lagu, irama, dan aktivitas ritmik yang diberikan anak-anak kita di prasekolah dan tempat penitipan anak sebenarnya mempersiapkan mereka untuk membaca.

Program musik harus membangun kemampuan bermusik anak secara bertahap. Mereka harus mendorong anak anak untuk bernyanyi sesuai dengan melodi, menggunakan instrumen dan selanjutnya mengenai bentuk-bentuk musik yang terstruktur dan juga improvisasi musik.

Anak-anak juga harus diajari untuk membaca notasi musik dan simbol saat mempelajari musik. Pembelajaran ini memperkuat koneksi antara simbol dan suara, yang juga penting dalam membaca kata-kata.

Meningkatkan kemampuan membaca dengan musik. (evgenyatamanenko/Getty Images/iStockphoto)

Yang terpenting, mempelajari musik secara aktif adalah kunci belajar bahasa yang baik. Hanya mendengarkan musik saja tidak banyak membantu perkembangan bahasa anak-anak, malahan dapat menghambat kemampuan mereka untuk membedakan kata-kata.

Hal ini bukan berarti anak-anak membutuhkan kesunyian untuk belajar. Sebaliknya, mereka membutuhkan berbagai suara di sekitar mereka dan kemampuan untuk memilih apa yang dibutuhkan oleh otak mereka dalam memberikan stimulasi buat pendengaran mereka. Beberapa siswa membutuhkan suara untuk dapat fokus, sedangkan beberapa siswa lainnya membutuhkan keheningan. Setiap preferensi tadi dipengaruhi oleh jenis pembelajaran yang mereka lakukan.

Suara di sebuah ruangan tidak hanya dipengaruhi tingkat kebisingan. Hal ini juga berkaitan dengan kualitas suara yang timbul. Rem yang melengking setiap tiga menit, AC yang keras, musik yang bisa membantu sebagian orang tapi menggangu sebagian yang lain, serta suara-suara lainnya, semua berdampak pada kemampuan anak untuk belajar

Guru dapat memperbolehkan siswanya untuk antusias dalam pelajaran yang diberikan dengan membuat kebisingan dalam batas yang wajar, namun sediakan headphone untuk menyaring suara di ruang kelas Anda bagi siswa yang membutuhkannya.