Bakteri Berbahaya 'Superbug' Ditemukan di Tempat Paling Murni di Arktika

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 29 Januari 2019 | 11:30 WIB
Ilustrasi es di Arktika. (StrahilDimitrov/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Bakteri superbug yang memiliki kemampuan bertahan dari antibiotik terkuat manusia, telah ditemukan di Kutub Utara. Menunjukkan bahwa lingkungan paling 'murni' di dunia pun sedang dijajah oleh bakteri tersebut. 

Sampel bakteri tanah yang diambil di wilayah Kongsfjorden, Svalbard, diketahui memiliki resistansi terhadap obat. Itu sesuai dengan bakteri yang terungkap di India pada 2008 dan jarang ditemukan di luar rumah sakit. 

Penyebaran gen yang dikenal dengan nama blaNDM-1 tersebut berada di bawah pengawasan ketat karena dapat memicu koloni bakteri yang kebal terhadap antibiotik. 

Baca Juga : Demam Berdarah: Memanfaatkan Google Trends Sebagai Sistem Monitoring

Para peneliti dari Newcastle University mengatakan, 'pencemaran' bakteri di Arktika kemungkinan disebabkan oleh kotoran burung yang sedang bermigrasi atau manusia di area tersebut. 

"Wilayah Kutub merupakan ekosistem paling murni di Bumi," ujar Profesor David Graham, peneliti di Newcastle University. 

"Namun, dalam tiga tahun terakhir, setelah penemuan gen blaNDM-1 di perairan India, kami ternyata menemukannya lagi di ribuan mil jauhnya dari lokasi pertama.  

"Penyebaran ke daerah-daerah seperti Kutub Utara membuktikan seberapa cepat dan jauh jangkauan bakteri yang memiliki resistansi terhadap antibiotik tersebut. Artinya, solusi yang dicari harus dilihat secara global, bukan untuk satu tempat saja," paparnya.

Penemuan terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Enviromental International ini, menggunakan 40 sampel tanah dari delapan lokasi. Hasilnya menunjukkan ada 131 gen kebal antibiotik yang kerap digunakan untuk melawan infeksi dan operasi bedah. 

“Sebagai contoh, gen yang resisten terhadap obat tuberkulosis ditemukan di semua sampel. Sementara blaNDM-1 terdeteksi di lebih dari 60 persen sampel tanah dalam penelitian ini,” tambah Profesor Graham.

Baca Juga : Tetap Kurus Meskipun Banyak Makan? Ini Penjelasan Ilmiah Di Baliknya

Dalam World Economic Forum, Matt Hancock, Sekretaris Negara untuk Kesehatan Inggris, mengatakan bahwa bakteri sejenis superbug dapat mengancam kesehatan global, sama pentingnya dengan perubahan iklim atau perang. 

Evolusi bakteri yang tahan terhadap antibiotik dapat menyebabkan infeksi virus, memengaruhi ternak, dan menyebar ke lingkungan melalui limpasan.