Gen Ayah Berpengaruh Besar Terhadap Hasil Jenis Kelamin Anak

By Nathania Kinanti, Jumat, 1 Februari 2019 | 08:30 WIB
Pregnant, boy or girl. (Vadym Petrochenko)

Nationalgeographic.co.id – Sebuah penelitian dari Newcastle University, menjelaskan bahwa gen pada pria memiliki kemungkinan yang sangat besar dalam menentukan jenis kelamin keturunannya.

Corry Gellatly, ilmuwan di Newcastle mengatakan bahwa pria yang memiliki banyak saudara laki-laki, kemungkinan besar memiliki anak berjenis kelamin laki-laki. Begitu pula sebaliknya, jika sang ayah memiliki saudara perempuan, maka anaknya kemungkinan juga perempuan. 

Baca Juga : Interaksi Seorang Ayah Mampu Tingkatkan IQ Sang Anak, Benarkah?

Para peneliti melakukan studi kepada 556.387 partisipan dari Amerika dan Eropa. Totalnya, ada 927 keluarga yang terlibat.

Hasilnya menunjukkan, jenis kelamin anak bergantung pada kromosom yang ada pada sang ayah, apakah dia mengangkut kromosom X atau Y.

Jika seorang ayah mengangkut kromosom X dan dikombinasikan dengan kromosom X milik sang ibu, maka gen tersebut akan menghasilkan bayi perempuan (XX).

Sebaliknya jika sang ayah mengangkut kromosom Y dan dikombinasikan dengan kromosom X pada ibu, maka hasilnya merupakan bayi laki-laki (XY).

Gellatly juga menjelaskan bahwa sebuah gen terdiri dari dua bagian yang dikenal dengan alel. Seorang pria bisa saja memilki dua tipe alel yang berbeda yang memungkinkan terjadinya kombinasi gen yang berpengaruh dalam mengontrol jumlah sperma X dan Y.

Baca Juga : 6 Tanda Ini Gambarkan Pria yang Alami Kekurangan Hormon Testosteron

Kombinasi gen yang pertama adalah mm–menghasilkan lebih banyak sperma Y dan menghasilkan lebih banyak anak laki-laki. Kedua adalah ff, ketika sperma X lebih banyak sehingga lebih banyak menghasilkan anak perempuan. Yang terakhir adalah mf, sebuah kombinasi dengan jumlah setara antara X dan Y sehingga tidak dominan ke laki-laki atau perempuan.

Tidak hanya gen, namun kesehatan mental ayah juga memilki pengaruh terhadap kesehatan janin. Seorang ayah dengan gangguan psikologis dapat membuat si anak memilki risiko akan gangguan perilaku dan emosi.

Melihat hal itu, alangkah baiknya bagi para orang tua maupun dokter untuk lebih peka juga pada kesehatan orang tuanya, tidak hanya janin.