Pada Studi Ini, Setiap Hewan Laut yang Terdampar Memiliki Plastik di Perutnya

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 7 Februari 2019 | 08:00 WIB
Penyu laut mati akibat tersedak sampah plastik. (Kompas.com)

Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan di Inggris menemukan mikroplastik pada setiap hewan laut terdampar yang sedang mereka teliti.

Tim dari Scottish Marine Animal Stranding Scheme dan Cetacean Strandings Investigation Programme tersebut menganalisis sekitar 50 hewan laut dari sepuluh spesies. Mikroplastik yang ditemukan kira-kira berukuran hingga lima milimeter (0,2 inci).

Dan dari plastik yang ada pada hewan laut tersebut, 84%-nya merupakan serat sintetis, yang umumnya berasal dari produk seperti pakaian dan jaring penangkap ikan. Selain itu, mikroplastik lainnya berasal dari kemasan makanan dan minuman.

Diketahui bahwa hewan laut yang akhirnya mati, mengandung mikroplastik lebih banyak.

Baca Juga : #10YearChallenge Terkait Lingkungan Ini Buktikan Kondisi Bumi Semakin Parah

Menurut Brendan Godley, profesor ilmu konservasi di University of Exeter, studi ini menyoroti tingginya tingkat polusi plastik di laut. "Kami sangat terkejut ketika menemukan serat sintetis pada setiap hewan laut yang diteliti," ungkapnya.

Rata-rata, mereka mengandung 5,5 partikel mikroplastik–angka yang cukup rendah. Ada kemungkinan beberapa mikroplastik berhasil keluar dari tubuh hewan laut karena bentuknya yang sangat kecil.

Meski begitu, dalam sebuah pernyataan, Penelope Lindeque, kepala peneliti dari Plymouth Marine Laboratory, mengatakan: "Bentuk mikroplastik yang kecil memang memungkinkannya keluar lagi dari tubuh hewan laut. Namun, jangan abaikan dampak dari bakteri, virus, dan kontaminan lain yang terbawa oleh plastik."

Baca Juga : Diet Planet Sehat, Diet untuk Menjaga Keberlangsungan Hidup Bumi

Godley menambahkan, adanya penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh plastik begitu nyata pada lingkungan sehingga hewan laut juga terkena dampaknya.

"Kita perlu memperhatikan lagi hubungan kita dengan plastik. Sebenarnya, ia sangat berguna, hanya saja, cara kita mengelolanya lah yang salah. Menghindari penggunaan plastik sekali pakai mungkin bisa menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah tersebut," imbuhnya.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal Scientific Reports ini merupakan yang terbaru dalam meneliti tingkat partikel plastik pada hewan laut. Membantu meningkatkan pemahaman kita akan potensi bahaya yang ditimbulkan plastik.