Tulang Nenek Moyang Purba Lebih Kuat dari Tulang Kita Saat Ini?

By National Geographic Indonesia, Senin, 11 Februari 2019 | 11:26 WIB
Ilustrasi tulang manusia dalam sebuah parade. (Oleg Elkov/Getty Images/iStockphoto)

Sebelum era itu, manusia mengumpulkan tanaman liar dan berburu binatang. Mereka jauh lebih aktif daripada keturunan mereka yang merupakan para petani, makan daging dengan lemak yang sedikit, dan lebih sering bergerak daripada tidak. Riset menemukan bahwa massa tulang manusia pada zaman dulu adalah 20% lebih besar (daripada sekarang). Setelah mengenal pertanian, ukuran tulang kaki manusia mengecil dan bentuknya pun berubah. Hal ini menunjukkan adanya perubahan beban pada tulang kerangka, yang terjadi karena perbedaan aktivitas.

Struktur tulang. (cosmin4000/Getty Images/iStockphoto)

Riset juga menyatakan bahwa para perempuan pra-sejarah pada zaman Neolitikum, zaman perunggu dan zaman besi memiliki kekuatan tulang lengan sekitar 5-10% lebih besar daripada para atlet perempuan modern, yang mengindikasikan bahwa lengan mereka digunakan untuk bekerja berat pada aktivitas tertentu. Ini menunjukkan bahwa manusia modern tidak berhasil mengembangkan potensi tulang mereka.

Apa yang dapat Anda lakukan

Latihan sederhana dan mengubah gaya hidup mengikuti aktivitas yang mirip dengan pemburu dapat meningkatkan kekuatan tulang. Latihan diselingi dengan olahraga yang membutuhkan banyak lari cepat seperti sepak bola yang diimbangi dengan angkat beban dapat membantu. Tidak harus pergi ke gedung olahraga, cukup perubahan sederhana seperti menggunakan ransel saat berjalan-jalan dan pergi belanja dapat meningkatkan beban stimulasi pada tulang belakang.

Cobalah pergi belanja sendiri sesering yang Anda bisa, dan bawa kantong belanja sendiri untuk memberi beban pada lengan dan otot punggung–dan juga tulang kaki Anda secara tidak langsung (dan seluruh tulang terkait).

Cobalah lebih sering berjalan kaki, jika Anda memelihara anjing, ajaklah anjing Anda berjalan-jalan. Parkirlah mobil Anda sedikit lebih jauh dari pusat perbelanjaan. Saat bekerja di kantor dan di rumah, ambil jeda untuk sekadar berjalan ringan. Pergi ke pertemuan dengan berjalan kaki atau berjalan-jalan sambil bersosialisasi dengan teman dan keluarga.

Ketimbang menggunakan eskalator atau lift, gunakanlah tangga dan cobalah untuk melangkahi dua anak tangga sekaligus untuk melatih otot gluteus dan berlatih untuk melatih sendi pinggul.

Berkebun secara teratur dan memiliki petak untuk menanam sayur, atau bahkan kebun untuk menanam juga memiliki keuntungan yang serupa, sama halnya dengan melakukan pekerjaan rumah. Jika Anda memiliki kompor dengan tungku kayu, memotong kayu bakar sendiri juga hampir serupa dengan kegiatan para pemburu dalam menyiapkan hasil buruan mereka dan menyiapkan bahan untuk membangun pondok mereka.

Baca Juga : Beberapa Profesi Ini Memiliki Dampak Stres Tinggi, Bagaimana dengan Profesi Anda?

Perubahan-perubahan kecil ini dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang–yang sangat penting, mengingat sebanyak 158 juta orang dengan usia 50 tahun ke atas berisiko terkena osteoporosis pada 2010, dan diperkirakan jumlahnya akan bertambah dua kali lipat pada 2040 di seluruh dunia.

Dan sementara meningkatkan harapan hidup mungkin menjadi bagian dari penjelasan, kebiasaan gaya hidup yang tidak menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan tulang juga merupakan bagian besar dari masalah.

Karen Hind, Assistant Professor in Sport and Exercise Sciences & Fellow of the Wolfson Research Institute for Health and Wellbeing, Durham University dan Charlotte Roberts, Professor of Archaeology specialising in bioarchaeology (human remains), Durham University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.