‘Black Panther’ Langka Ditemukan di Afrika Pertama Kalinya Sejak 100 Tahun

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 14 Februari 2019 | 12:43 WIB
'Black Panther' yang terlihat di Kenya. (Will Burrard-Lucas )

Nationalgeographic.co.id – Banyak orang mengatakan, kucing hitam membawa nasib buruk. Namun, ketika Nick Pilford mendengar ada satu yang bersembunyi di pusat Kenya, ia tahu bahwa ada yang spesial dari hewan tersebut.

Pilford yang merupakan ahli biologi, memasang kamera perangkap di semak-semak Taman Konservasi Loisaba, pada awal 2018 lalu. Ia pun mendapatkan apa yang dicari: bukti tak terbantahkan dari macan tutul melanistik yang sangat langka.

Betina remaja tersebut terlihat bepergian dengan macan tutul yang lebih besar dengan warna kulit normal yang diduga merupakan induknya.

Baca Juga : Lebih dari 100 Paus Masih Terjebak di ‘Penjara’ Sejak November Lalu

Berkebalikan dengan albinisme, melanisme merupakan hasil dari gen yang menyebabkan kelebihan pigmen di kulit dan rambut hewan sehingga membuatnya berwarna hitam.

Macan tutul melanistik telah dikabarkan hidup di Kenya selama beberapa dekade, tapi konfirmasi ilmiah terkait keberadaan mereka masih sangat langka.

Dipublikasikan pada jurnal African Journal of Ecology, foto ‘black panther’ itu merupakan dokumentasi ilmiah pertama dalam 100 tahun terakhir. Foto macan tutul hitam terakhir kali diambil pada 1909 di Addis Ababa, Ethiopia. Itu kemudian disimpan dalam koleksi Museum Nasional Sejarah Alam di Washington, AS.

Populasi macan tutul sendiri telah menyusut setidaknya 66% karena rusaknya habitat dan jumlah mangsa sehingga mereka kerap kelaparan.

Hidup dalam bayangan

Ada sembilan subspesies macan tutul yang tersebar di Afrika hingga Rusia Timur. Sebelas persen di antaranya dianggap melanistik dan sebagian besar ditemukan di Asia Tenggara di mana hutan hujan tropis menaungi mereka.

Diperkirakan bahwa melanisme menyediakan kamuflase tambahan saat berada di habitat tersebut, memberikan keuntungan bagi macan tutul untuk memburu mangsanya.

Meski begitu, di Kenya, macan tutul hitam, atau yang sering disebut ‘black panther’, hidup di semak-semak gersang.

“Macan tutul Afrika hidup di lingkungan tipe sabana, jadi melanisme ekstra tidak memberi mereka keuntungan beradaptasi seperti yang tinggal di hutan tropis,” ungkap Vincent Naude, koordinator proyek forensik genetika untuk organisasi Panthera yang tidak terlibat dalam penelitian.

Selain itu, karena ‘black panther’ ini ditemukan bersama ibunya yang berwarna normal, maka ada kemungkinan bahwa kulitnya yang unik tidak terpengaruh oleh ikatan keluarga.

Baca Juga : Urban Jungle, Ketika Perkotaan Menjadi Rumah Baru Bagi Binatang

Yang menarik, menurut Pilford, negara fiksi Wakanda ciptaan Marvel––rumah dari pahlawan super Black Panther, terletak di Afrika Timur yang cukup dekat dengan Kenya.

“Ini merupakan kebetulan yang unik,” ujar Pilford.

“Satu-satunya wilayah di mana kita dapat menemukan macan tutul hitam, ternyata mirip dengan rumah Black Panther di alam semesta Marvel,” pungkasnya.