Kanker Sudah Ada Sejak 240 Juta Tahun Lalu, Ditemukan Pada Fosil Purba

By Gita Laras Widyaningrum, Minggu, 17 Februari 2019 | 09:00 WIB
Fosil berusia 240 juta tahun yang menunjukkan tanda kanker tulang. (Brian Engh/dontmesswithdinosaurs.com/Museum für Naturkunde)

Nationalgeographic.co.id – Fosil tulang kaki berusia 240 juta tahun mengungkap bukti kanker paling awal yang pernah ditemukan.

Para ilmuwan di Jerman berhasil mendeteksi tumor yang sangat ganas pada fosil yang hidup selama periode Triassic, ketika banyak spesies baru muncul di Bumi.

Korban malang dari kanker tulang kuno ini adalah Pappochelys rosinae, leluhur dari kura-kura modern yang tidak memiliki tempurung. Satu-satunya fosil Pappochelys ditemukan di sebuah tambang yang terletak di barat daya Jerman pada 2015.

Dan ketika para ilmuwan sedang meneliti perkiraan waktu evolusi kura-kura modern, mereka menemukan hal menarik. Yakni, ada pertumbuhan tidak merata di sepanjang tulang paha kiri makhluk tersebut.

Baca Juga : Bajadasaurus, Spesies Dinosaurus yang Memiliki Duri Mohawk di Lehernya

Setelah ahli paleontologi dan fisikawan di Jerman melakukan pindai CT kepada fosil, mereka menyimpulkan bahwa hal aneh itu merupakan tumor tulang yang sangat ganas–dikenal dengan sebutan osteosarkoma periosteal.

Tidak hanya itu, menurut Patrick Asbach dokter dan ahli radilogi do Berlin’s Charité University of Medicine, tumor pada kura-kura purba ini hampir mirip dengan osteosarkoma pada manusia.

Berdasarkan keterangan dari American Cancer Society, osteosarkoma pada manusia merupakan jenis kanker paling umum yang dimulai pada tulang. Sekitar 800 hingga 900 orang di Amerika Serikat didiganosis penyakit ini setiap tahunnya.

Osteosarkoma paling sering menyebar ke paru-paru. Namun, ia juga bisa bermetastasis ke otak, atau organ dan tulang lainnya.

Baca Juga : Mumi Kuno Kembali Ditemukan di Mesir, Kali Ini Berjumlah 40

Para ilmuwan menggunakan paleopatologi, studi kuno pada manusia dan hewan, untuk memahami bagaimana penyakit telah berubah dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap berkembangnya patogen dan sistem kekebalan tubuh, serta kondisi lingkungan.

Namun, kasus kanker jarang sekali tercatat dalam fosil. Kanker cenderung menyerang jaringan lunak yang biasanya tidak terawetkan selama berabad-abad.

“Mungkin memang banyak hewan purba yang memiliki kanker, tapi kami jarang menemukan buktinya,” kata Yara Haridy, ahli paleontologi di Museum für Naturkunde yang tidak terlibat dalam penelitian.

Terlepas dari kelangkaannya, lanjut Haridy, penemuan tumor pada kura-kura purba dari periode Triassic menunjukkan bahwa kanker merupakan “kerentanan terhadap mutasi yang berakar pada DNA kita”.