Genderqueer, Ketika Seseorang Tidak Merasa Sebagai Pria Ataupun Wanita

By Nathania Kinanti, Selasa, 12 Maret 2019 | 11:00 WIB
Genderqueer atau non-biner berbeda dengan transgender atau interseks. (Fosin2/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Bagaimana seseorang bisa tahu bahwa dia perempuan atau laki-laki? Secara fisik, ketika seseorang lahir, mereka akan terlahir dengan alat kelamin sebagai identitas biologis mereka.

Namun, ada kondisi ketika seseorang tidak mengakui jenis kelaminnya secara spesifik (laki-laki atau perempuan). Kondisi ini disebut dengan genderqueer atau non-biner.

Di sisi lain, orang genderqueer juga ada yang mengakui bahwa dia memiliki dua jenis kelamin sekaligus walaupun secara fisik hanya memiliki satu jenis kelamin.

Baca Juga : Hal yang Harus Diperhatikan Agar Tidak Stres di Kantor Setelah Liburan

Ada berbagai macam identitas genderqueer, beberapa diantaranya adalah Agender, Genderfluid, dan Androgynous.

Perlu diingat bahwa genderqueer tidak sama dengan transgender atau interseks. Transgender merupakan orang yang mengaku jenis kelamin diri mereka berbeda dari anatomi seksual ketika lahir, sehingga ada yang sampai melakukan operasi kelamin.

Transgender yang belum melakukan operasi atau terapi hormon akan rentan terkena disforia gender. Mereka akan merasa cemas dan mengalami tekanan batin karena tidak nyaman denga jenis kelamin yang dimilkinya sejak lahir.

Sementara itu, interseks adalah suatu kondisi ketika seseorang memang terlahir dengan dua alat kelamin, sehingga sulit digolongkan pria atau wanita.

Identitas diri

Fay (21), dalam wawancaranya dengan New York Times, mengatakan bahwa menjadi genderqueer atau non-biner lebih berkaitan kepada hal internal. Hal ini termasuk bagaimana dia memperkenalkan dirinya pada orang lain atau cara dia berpakaian, satu hari dia bisa saja berpenampilan maskulin, tetapi keesokannya lebih feminim.

Meski begitu, Fay tetap saja merasa bahwa dirinya bukanlah keduanya (laki-laki atau perempuan). Dia tidak merasa bahwa dia perempuan sepenuhnya dan juga tidak merasa sebagai laki-laki.

Saat dia bersama dengan keluarga dan temannya, dia terbiasa dengan kata ganti panggilan (dalam Inggris she/they) apapun selama mereka tahu bahwa dia non-biner. Ketika berkenalan dengan orang baru, dia akan memperkenalkan dirinya sebagai "mereka" (them) agar orang mengerti bahwa dia genderqueer. Dengan begitu dia tidak perlu menjelaskan lagi secara panjang lebar kepada orang.