Menteri India: Gunakan Urine Manusia untuk Membuat Pupuk Pertanian

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 14 Maret 2019 | 10:30 WIB
Ilustrasi urine. (Zika Zakiya/Thinkstockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Salah satu menteri di India memberikan usul baru untuk meningkatkan industri pertanian di negaranya. Yakni, dengan memanfaatkan nutrisi pada urine manusia, kemudian mengubahnya menjadi pupuk.

Menurut Nitin Gadkari, Menteri Sumber Daya Air India, dengan cara tersebut, negaranya tidak perlu lagi mengimpor enam juta metrik ton urea setiap tahunnya.

Pada 2017, Narendra Modi, Perdana Menteri India, menyerukan pengurangan separuh konsumsi urea di 2022.

Baca Juga : Pendapat Para Pakar Penerbangan Pascakecelakaan Boeing 737 MAX 8

Di tahun yang sama, Gadkari mengusulkan pendirian bank urine di wilayah pertanian India agar para petani dapat menggunakan cairannya sebagai pupuk. Rencananya ‘pupuk urine’ tersebut akan dihargai satu rupee per liternya.

“Selama ini kita mengimpor urea. Namun, jika kita mulai menyimpan urine untuk kebutuhan seluruh wilayah negara, maka kita tidak perlu melakukan impor lagi,” paparnya.

Gadkari sendiri mengaku sudah melakukan cara ini untuk tanaman di rumahnya. Ia mengumpulan urine dalam kaleng hingga 50 liter, lalu digunakan untuk menyirami kebunnya. Menurut Gadkari, tanaman di sana tumbuh lebih baik dibanding hanya disiram air.

Meski begitu, ide ini belum dilaksanakan di India. “Orang lain belum mau bekerja sama dengan saya untuk mewujudkannya karena gagasan ini terlalu fantatis,” kata Gadkari.

Bastian Ester, Direktur Vuna, perusahaan yang telah menggunakan nutrisi urine di Afrika dan Eropa, mengatakan bahwa hasil tes lapangan telah menunjukkan bahwa pupuk urine dapat meningkatkan kesuburan tanah. Itu juga dapat meningkatkan hasil panen dibanding pupuk konvensional.

“Jika India mulai menggunakan nutrisi dari urine, negara itu akan menjadi lebih mandiri dari impor dan dapat mengembangkan ekonominya sendiri,” kata Ester kepada South China Morning Post.

Sementara itu, moneycontrol.com mengungkapkan, urine manusia sendiri terdiri dari 2% urea. Artinya, perlu 300 juta metrik ton cairan tersebut untuk mengganti enam juta metrik ton urea yang diimpor India setiap tahunnya.

Baca Juga : Bahan Pakaian dari Tentakel Cumi Dapat Mengurangi Polusi Plastik

Gagasan tentang urine yang dapat digunakan sebagai produk bio, muncul tahun lalu ketika para ilmuwan membuat batu bata dari cairan tersebut. Urine pun dianggap sebagai ‘produk’ yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menurut laporan yang dipublikasikan pada Journal of Environmental Chemical Engineering, batu bata ini dibuat melalui proses di mana enzim bernama urease memecah urea dalam urine, sekaligus memproduksi kalsium karbonat. Cairan tersebut kemudian menjadi padat saat dikombinasikan dengan pasir.