Gara-gara Zat Langka Ini Status Landak di Asia Tenggara Terancam Punah

By Nathania Kinanti, Selasa, 2 April 2019 | 16:53 WIB
Landak Malaya. (Joel Sartore/ via National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Jumlah spesies yang terancam punah kini semakin banyak, dan tak menutup kemungkinan bahwa landak akan masuk dalam daftar terancam punah. Di Asia Tenggara, terdapat perburuan liar landak dengan tujuan mengambil bezoar yang ada dalam tubuh mereka.

Permintaan tertinggi untuk bezoar berasal dari Tiongkok, masyarakat disana percaya bahwa bezoar berkhasiat untuk menyembuhkan diabetes, demam berdarah, dan kanker.

Baca Juga : Jangan Langsung Dibuang, Berikut Manfaat Kantung Teh untuk Kesehatan Mata

Biasanya bezoar akan dijual dalam bentuk mentah atau bentuk bubuk yang dimasukkan ke dalam kapsul. Jenis bezoar yang paling banyak dicari adalah bezoar merah gelap "darah" karena jenis bezoar ini dianggap paling ampuh daripada jenis bezoar lainnya.

Sebenarnya hingga saat ini belum terdapat bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa bezoar dapat menyembuhkan penyakit. Namun harga bezoar justru mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir karena adanya klaim-klaim mengenai penyembuhan kanker. Beberapa ons bezoar bisa terjual dengan harga ratusan hingga ribuan dollar.

Meskipun belum diketahui pasti berapa banyak perburuan landak, tetapi sudah ada beberapa spesies landak yang mulai ditandai sebagai terancam. Spesies landak filipina, landak Asiatic brush-tailed, dan landak malaya adalah spesies yang tinggal di Asia Tenggara yang mulai ditandai sebagai terancam punah karena populasinya menurun. 

Baca Juga : Menjadi Saksi Perjalanan Waktu Dubai, Kota Ultramodern yang Terus Berkembang

Di Indonesia, pengiriman, perdagangan, pembunuhan, atau pemeliharaan landak brush-tailed dan landak malaya sudah dimasukkan sebagai hal yang ilegal untuk melindungi spesies.

Pada 2014, pedagang ditangkap oleh polisi karena mengirimkan 55 landak malaya dari Sumatera Utara menuju Tiongkok. Dua tentara juga sempat ditangkap pada September 2017 karena menyelundupkan puluhan landak malaya dari Sumatera Barat menuju Utara.