Langka, Kondisi Ini Membuat Kita Jadi Tidak Bisa Berimajinasi

By Nathania Kinanti, Jumat, 5 April 2019 | 07:49 WIB
Aphantasia, saat seseorang tidak bisa membayangkan gambaran dalam pikirannya. (RossHelen/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Saat mengingat seseorang yang kita kenal atau tempat yang pernah kita kunjungi, gambaran akan orang atau tempat tersebut secara otomatis akan langsung muncul dipikiran kita.

Namun hal ini tidak terjadi pada Andy (37), dia tidak bisa membayangkan seperti apa hari pernikahannya, atau penampilan istrinya saat hari pernikahan kecuali jika dia melihat foto.

Bukan lupa atau pikun, melainkan karena Andy mengidap kondisi yang disebut dengan Aphantasia. Kondisi ini menyebabkan seseorang tak dapat menciptakan gambaran atau membayangkan visual dalam pikirannya.

Baca Juga : Gara-gara Zat Langka Ini Status Landak di Asia Tenggara Terancam Punah

Maka dari itu, orang yang memiliki Aphantasia kerap disebut sebagai orang yang tidak memiliki "mata pikiran" karena tidak bisa menciptakan visual (bayangan) pada pikirannya.

Kondisi ini bukanlah sebuah kecacatan fisik atau gejala penyakit, tetapi kelainan pada neurologis (saraf). Aphantasia pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah dan antopolog bernama Sir Francis Galton saat dia melakukan eksperimen di Inggris dengan menganalisis sistem otak saat berimajinasi.

Dari hasil penelitiannya, Galton menemukan bahwa 2,5 persen atau 1 dari 40 penduduk Inggris tidak bisa membayangkan situasi atau hal fiktif dalam pikirannya (Aphantasia).

Penelitian tentang Aphantasia kemudian berlanjut pada 2005, oleh ahli neurologi kognitif, Adam Zeman. Bermula ketika ada laporan mengenai pasien yang mengatakan bahwa dia kehilangan kemampuan berimajinasi atau menggambarkan sesuatu dalam pikirannya.

Setelah diteliti, pasien berinisial MX ini kehilangan imajinasinya setelah menjalani operasi jantung. Selain MX, ternyata terdapat 21 orang lainnya yang memiliki kondisi sama dengan MX yang menghubungi pihak peneliti.

MX dan 21 pasien lainnya kemudian menjalankan pemeriksaan lebih lanjut dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan aktivitas pada bagian otak lobus parietal dan frontal. Bagian otak ini berhubungan dengan pemikiran abstrak manusia yang berperan ketika berimajinasi atau saat kita sedang melamun.

Baca Juga : NASA Akan Bayar Ratusan Juta untuk Tiduran Selama Dua Bulan, Tertarik?

Meskipun tidak dapat berimajinasi, orang dengan Aphantasia masih bisa bermimpi dengan visualisasi yang jelas. Menurut Zeman, hal ini dikarenakan bagian otak yang mengalami gangguan tadi memiliki kemampuan untuk menampilkan rangkaian visual saat kita kehilangan kesadaran.

Sementara itu jika kita dalam kondisi sadar dan sedang beraktivitas, bagian otak tadi jadi tidak mampu untuk mewujudkan visualisasi. Karena kondisi ini terbilang jarang terjadi, para peniliti hingga kini masih mencari tahu penyebab kondisi ini apakah terjadi karena faktor genetik atau secara psikologis.