Seorang Turis Jatuh ke Tepi Kawah Gunung Berapi yang Masih Aktif

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 8 Mei 2019 | 10:47 WIB
Pemandangan malam hari di kawah Kilauea, Hawaii. (wanderlust86/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Minggu lalu, pengunjung Taman Nasional Gunung Api Hawaii, jatuh ke tepi kawah Kilauea dengan jarak 20 meter dari permukaan. Dengan ini, ia bisa dikatakan jatuh ke dalam gunung api paling aktif di Bumi.

Kabar baiknya, setelah dibawa ke rumah sakit, nyawa turis tersebut berhasil diselamatkan. Saat ini, ia berada dalam kondisi stabil meskipun belum diketahui lebih lanjut apakah ada dampak jangka panjang dari cedera yang dialaminya.

Baca Juga : Tahukah Kita, Di Tempat Ini Puasa Terpendek Hanya 11 Jam, Tapi Ada yang Terlama Sampai 20 Jam Lebih!

Menurut pernyataan dari pihak National Park Service, pada 1 Mei, sekitar pukul 18.30, seorang pria yang diidentifikasi sebagai tentara berusia 32 tahun, tersandung dan kehilangan pijakan setelah memanjat pagar pembatas di area Steaming Bluff. Ia sepertinya melakukan hal itu karena ingin “melihat lebih dekat ujung tebing”.

Dua setengah jam kemudian, pada pukul 21.00, pria tersebut ditemukan oleh petugas penyelamatan darurat–tepatnya di tepi tebing yang sempit. Ia ditemukan dalam keadaan hidup, tapi mengalami luka parah.

Tim medis kemudian mengangkutnya sebelum membawanya ke Hilo Medical di mana dia mendapat perawatan mendesak.

Area Steaming Bluff di tepi kawah Kilauea. (Janice Wei/Getty Images)

Menurut US Geological Survey, Kilauea merupakan gunung berapi termuda, tetapi juga menjadi salah satu yang paling aktif di dunia.

Kilauea sendiri menunjukkan ‘aktivitas’nya yang tanpa henti selama abad ke-19 dan awal abad ke-20. Setelah mengalami jeda, ia kembali aktif pada 1983. Penduduk setempat meyakini, aktivitas Kilauea yang penuh semangat ini terjadi sesuai dengan kehendak Pele, dewi gunung berapi Hawaii.

Beruntung, Kilauea sedang tidak mengalami erupsi ketika sang tentara jatuh. Tahun lalu, terjadi letusan besar yang menghasilkan 113.500.000 meter kubik lava dalam satu bulan. Itu setara dengan 45.500 kolam renang olimpiade dan cukup untuk mengubur wilayah seluas Manhattan dengan cairan magma setinggi dua meter.

Intensitas letusan tersebut menyebabkan munculnya ‘pulau-pulau bayi’, garis pantai baru, fenomena cuaca yang tidak seperti biasanya, serta awan badai.

Baca Juga : Foto-foto Hewan yang Mampu Bertahan Hidup di Tempat Terdingin Bumi