Kerap Alami Perang Antaragama dan Etnis, Anak-anak Pakistan Diajarkan Toleransi Lewat Boneka

By Nathania Kinanti, Kamis, 9 Mei 2019 | 09:59 WIB
Anak-anak yang sedang menyaksikan pertunjukkan boneka. (Reuters/ via VOA)

Nationalgeographic.co.id - "Terdapat sebuah pesan bahwa kita tidak boleh mengganggu agama orang lain. Kita harus saling menolong," ucap seorang anak bernama Adul Rahim setelah menyaksikan sebuah pertunjukan boneka.

Pertunjukan boneka ini diadakan disebuah gang kecil di Lyari, Karachi, Pakistan yang biasanya dikenal sebagai lingkungan narkoba, perkelahian geng, dan literasi yang rendah. Namun, melalui pertunjukan boneka ini, anak-anak di sana diajarkan mengenai perdamaian, cinta, serta toleransi.

Baca Juga : Menjadi Misteri Selama 130 Tahun, Makam ‘Manusia Gajah’ Akhirnya Ditemukan

Dalang pertunjukan boneka tersebut membawakan kisah "Sinbad the Sailor" seorang pahlawan berasal dari Timur Tengah dan perjalanannya ke seluruh dunia. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan orang-orang dengan berbagai kepercayaan, bahasa, dan agama yang ternyata sering tidak memiliki rasa toleransi.

"Seorang pria sedang sekarat dan kalian malah berbicara mengenai kasta," ucap tokoh boneka Sinbad. Dialog ini diutarakan pada boneka  yang tidak menyelamatkan tokoh lain yang tenggelam karena memiliki kasta lebih rendah. "Kalian seharusnya malu menyebut diri kalian sendiri manusia. Manusia menyelamatkan umat manusia, bukan kasta," lanjutnya.

Nouman Mehmood, sang penulis, mengatakan bahwa ide cerita ini muncul ketika dirinya sedang melakukan kampanye kesadaraan akan pendidikan di lingkungan miskin di Pakistan.

Baca Juga : Ketika Sungai Memiliki Lima Warna, Fenomena Alam di Cano Cristales

Pakistan merupakan negara dengan lebih dari 200 juta penduduk Muslim, dan disana seringkali terjadi serangan berulang terhadap gereja, kuil Hindu, dan kuil Sufi. Pertentangan antaragama dan etnis dilingkungan tersebut membuat Mehmood memutuskan untuk membuat pertunjukkan guna menyebar pesan perdamaian, toleransi dan harmoni.

"Hal dasarnya adalah penerimaan. Anda harus memiliki cukup ruang untuk menerima orang lain terlepas dari apakah dia seorang Kristen, tanpa mempertimbangkan dia adalah seorang Hindu, tanpa mempertimbangkan dia seorang Sikh," ucap Mehmood.

Rencananya, setelah Lyari, ia juga akan mengadakan pertunjukkan bonekanya ke lingkungan miskin Karachi lainnya.