Kesaksian Serdadu Australia Kala Ditawan Militer Indonesia di Surabaya

By Mahandis Yoanata Thamrin, Rabu, 22 Mei 2019 | 09:00 WIB
Di tepian jalanan Balikpapan, dua seorang serdadu Australia memberikan biskuit kepada warga. (Australian War Memorial)

Nationalgeographic.co.id— Letnan Bruce Anderson terkejut. Dia dan anak buahnya baru tersadar bahwa mereka berada di tengah kawasan persawahan di luar batas Kota Surabaya. Mereka tersesat.  Jelang penarikan resimen, mereka melakukan patroli pengintaian di sekitar daerah perbatasan. Tampaknya hari itu bukan hari yang baik. Ketika sedang mencari jalan untuk pulang ke Kota Surabaya, mereka disergap pasukan gerilyawan yang bersenjatakan bambu runcing, golok atau kelewang.

Semua serdadu patroli itu terbunuh, kecuali Anderson yang terluka parah. Letnan muda itu berhasil lolos dari maut dan bersembunyi di sebuah parit dalam. Akhirnya, tentara Republik Indonesia—yang resmi—berhasil menemukannya. Anderson, yang asal Kalgoorlie, Australia, sejak hari itu menjadi tawanan perang. Kemudian, dia dibawa ke sebuah rumah sakit di Mojokerto untuk mendapatkan perawatan medis.

Baca juga: Operasi Perawat, Misi Gerilyawan Surabaya yang Terlupakan Sejarah

Pada suatu hari, seorang perempuan bule muda menemui Anderson. Lengan perempuan itu menyandang ban lambang revolusi pejuang Republik: Merah-Putih. Dia mendapat tugas dari Amir Sjarifoeddin Harahap, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, untuk menyelidiki keadaan Anderson dan kebutuhan tawanan perang. Saat itu ibu kota negara berada di Yogyakarta.