Ketahui Kisah Hartini Soekarno Akan Kenangan Lukisan Bernama Sarinah

By , Rabu, 22 Mei 2019 | 14:49 WIB
Sarinah. (KOMPAS/DUDY SUDIBYO)

Nationalgeographic.co.id - Nama Sarinah kembali mencuat. Betul, Sarinah begitu populer sebagai pusat perbelanjaan yang berada di pusat bisnis Jakarta.

Dengan posisinya yang strategis, Sarinah kerap menghiasi kepala berita. Terlebih lagi, sewaktu aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, yang posisi berada di seberang Sarinah.

Baca Juga: Was-was dengan Aksi Unjuk Rasa 22 Mei? Pantau Kondisinya Lewat CCTV

Suasana demo di perempatan Sarinah, Selasa (21/5/2019). (TribunJakarta.com/Lita Febriani )

Akibat aksi unjuk rasa itu, pusat perbelanjaan Sarinah tutup pada Rabu (22/5/2019). Pantauan Kompas.com, tidak ada aktivitas yang terlihat dari sejumlah gerai makanan yang berada di sisi terluar kedua gedung tersebut. Pintu masuk ke dalam gedung pun tampak ditutup menggunakan rolling door.

Sedangkan, pintu masuk bagi kendaraan maupun pejalan kaki dari arah Jalan MH Thamrin dan Jalan KH Wahid Hasyim juga tertutup rapat.

Kendati demikian, sejumlah warga terlihat duduk-duduk di tempat parkir dan emperan toko di gedung itu. Mereka masuk lewat pintu lain atau pun memanjat pagar yang hanya setinggi sekira satu meter.

Baca Juga: Adakah Hubungan Antara Salatiga, Arthur Rimbaud, dan Soekarno?

Kamera CCTV yang sudah terpasang di Simpang Sarinah Jalan MH Thamrin, untuk implementasi ETLE atau t (kompas.com)

Warga yang duduk-duduk di sana terdiri dari massa unjuk rasa, awak media, ataupun warga biasa yang datang ingin melihat kondisi terkini. Diberitakan sebelumnya, Jalan MH Thamrin di depan Kantor Bawaslu ditutup bagi kendaraan guna mengantisipasi aksi unjuk rasa.

Nama Sarinah memang membangkitkan kenangan akan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang diresmikan Presiden Soekarno pada 1967.

Nama sang pengasuh ini nampaknya begitu lekat di hati sang proklamator. Selain gedung dan buku, Bung Karno juga memberi nama Sarinah pada salah satu lukisan yang dibuatnya sendiri.

Baca Juga: Permen Karet Ini Menyimpan DNA Manusia Purba dari 10 Ribu Tahun Lalu

Lukisan ‘Sarinah’ ini memiliki cerita tersendiri seperti yang pernah dituturkan Hartini Soekarno, istri keempat Bung Karno, dalam majalah Intisari edisi Desember 1996:

"Lukisan kesayangan' Bapak itu banyak sekali, sehingga sulit disebutkan satu per satu," ujar Hartini. Sementara lukisan Sarinah, yang namanya kemudian diabadikan pada toserba pertama di Jakarta, adalah hasil karya Bung Karno sendiri pada 2 November 1958.

Lukisan itu dibuat saat Bung Karno sedang berada di Bali. Ketika itu seorang wanita lewat dibonceng dengan sepeda oleh pacarnya. Entah mengapa, Bung Karno merasa tertarik untuk menjadikan wanita itu sebagai model lukisannya.

Mereka pun diminta berhenti. Gadis itu diminta mengganti kebayanya dengan yang lebih bagus, yang entah dari mana dipinjam oleh Bung Karno. Rambutnya kemudian dirapikan.

Setelah selesai dilukis, Bung Karno bertanya apa yang diinginkan gadis itu sebagai imbalan. Ternyata wanita lugu itu cuma minta kemeja dan bahan celana untuk pacarnya.

Permintaan ini diluluskan oleh Bung Karno yang juga menyertakan sedikit uang. Lukisan itu kini masih tersimpan di Istana Bogor.