Bukan Dibunuh, Kelompok Manusia Purba Ini Punah Karena Tidak Subur

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 8 Juni 2019 | 09:00 WIB
Inilah interpretasi seniman dalam menggambarkan sebuah keluarga Neanderthal. (Randii Oliver/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id – Misteri tentang bagaimana dan mengapa kerabat prasejarah kita, Neanderthal, punah 40 ribu tahun lalu telah membingungkan para antropolog selama beberapa dekade.

Banyak orang yakin mereka dibunuh oleh Homo sapiens. Beberapa juga mengatakan bahwa Neanderthal musnah karena bencana alam atau penyakit.

Namun, dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Plos One, para ilmuwan memberikan gagasan baru: yakni bahwa Neanderthal bisa punah karena perempuan mudanya banyak yang mandul.

Baca Juga: Permen Karet Ini Menyimpan DNA Manusia Purba dari 10 Ribu Tahun Lalu

Teori ini didasarkan pada model kepunahan yang dikemukakan oleh Anna Degioanni dari Aix Marseille Université. Kepada The independent, Degioanni yakin bahwa gagasannya ini ‘kuat dan masuk akal’.

“Studi kami tidak berusaha menjelaskan ‘mengapa’ Neanderthal menghilang, tapi untuk mengidentifikasi ‘bagaimana’ itu bisa terjadi,” katanya.

“Kehamilan pertama, terutama pada wanita muda (berusia kurang dari 20 tahun), rata-rata lebih berisiko dibanding kehamilan kedua dan selanjutnya. Asupan makanan yang sedikit dapat menurunkan tingkat kesuburan mereka,” imbuh Degioanni.

Penelitian terbaru ini menyatakan, Neanderthal punah dalam periode 4.000 hingga 10 ribu tahun. Kepunahan mereka tidak brutal dan terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Pemodelan Degioanni menunjukkan bahwa kepunahan memang mungkin terjadi dalam sepuluh ribu tahun jika ada penurunan 2,7% pada tingkat kesuburan wanita Neanderthal berusia di bawah 20 tahun. Dan jika penurunannya mencapai 8%, maka kepunahan itu terjadi dalam 4.000 tahun.

Ia menambahkan, teori yang menyatakan Neanderthal mati karena wabah atau konflik tidak mungkin benar. Sebab, alasan itu justru menunjukkan bahwa populasinya–sekitar 70 ribu individu–akan musnah lebih cepat.

Baca Juga: Masyarakat Kuno Amerika Gunakan Lima Jenis Narkoba untuk Ritual Penyembuhan

Bersama dengan rekan penelitinya, Dr Degioanni menciptakan parameter demografis menggunakan data observasi dari kelompok pemburu-pengumpul, primata besar, serta informasi paleogenetik dari Neanderthal.

Mereka mendefinisikan 'punah' jika populasi dalam kelompok berjumlah kurang dari lima ribu individu. 

Neanderthal sendiri sampai ke Eropa sekitar 250 ribu tahun lalu. Ini merupakan studi pertama yang menggunakan data empiris untuk menunjukkan bagaimana perubahan demografis yang relatif kecil, seperti ketidaksuburan atau tingat kematian bayi dapat berpengaruh pada kepunahan Neanderrthal.