Nationalgeographic.co.id – Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa nenek moyang manusia menjadi kanibal dan saling memakan satu sama lain karena itu dianggap “lebih efektif” dibanding menangkap hewan.
Para peneliti menemukan bukti arkeologi di Spanyol yang menunjukkan tanda-tanda kanibalisme pada manusia purba Homo antecessor dan Neanderthal. Ada tulang-tulang dari tujuh manusia purba yang kemungkinan dimakan sesamanya di situs arkeologi Gran Dolina.
Baca Juga: Masyarakat Kuno Amerika Gunakan Lima Jenis Narkoba untuk Ritual Penyembuhan
Bukti bahwa mereka dimakan oleh manusia meliputi tanda gigitan, luka, dan patahan yang dibuat sengaja untuk mengekspos sumsum tulang.
Sisa-sisa manusia itu ditemukan di antara sembilan spesies mamalian lainnya, termasuk rusa, serta 22 individu lain yang belum dimakan.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa kanibalisme merupakan teknik bertahan hidup yang baik bagi para pendahulu Homo sapiens tersebut karena mereka menghabiskan waktu dan energi yang lebih sedikit untuk menangkap manusia, daripada harus mencari hewan yang bergerak lebih cepat.
Studi yang dipublikasikan pada Journal of Human Evolution mengklaim, daging manusia sama bergizinya bagi orang-orang primitif (meskipun daging hewan memang mengandung lebih banyak kalori).
Baca Juga: Melempar Anak Laki-laki ke Telaga, Ritual Pengorbanan Suku Maya untuk Dewa Hujan
Homo antecessor merupakan salah satu varietas manusia paling awal yang ditemukan di Eropa. Mereka hidup di sana sekitar satu juta tahun lalu.
Jesus Rodriguez, pemimpin penelitian, mengatakan: “Analisis kami menunjukkan bagaimana Homo antecessor, seperti predator lainnya, memilih mangsanya dengan mengoptimalkan keseimbangan antara usaha dan manfaat. Mereka juga tipe pemangsa ‘tingkat tinggi’.”
Para arkeolog juga menyatakan bahwa kanibal ini mungkin memakan anggota kelompok mereka sendiri ketika mereka mati karena sebab lain.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR