Katak Berhidung Panjang Seperti Pinokio Ditemukan di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 10 Juni 2019 | 10:28 WIB
Litoris pinocchio. (Tim Laman/National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Ekspedisi ke salah satu pulau di Papua Nugini telah menghadiahkan para ilmuwan tiga spesies terbaru dari katak pohon.

Spesies katak pohon terbaru yang semua anggotanya merupakan bagian dari famili Litoria ini, sangat langka. Peneliti bahkan baru pertama kali melihatnya. 

Baca Juga: Gunung Sinabung Meletus, Tinggi Kolom Abu Mencapai Tujuh Kilometer

Mari kita mengenal satu per satu spesies yang baru ditemukan ini. Yang pertama merupakan Litoria pinnochio. Dilihat sekilas, ia seperti katak pohon pada umumnya. Namun, ketika diperiksa lebih dekat, katak ini memililiki daging kecil yang tumbuh menonjol sekitar 2,5 milimeter dari hidungnya. 

"Sangat jelas mengapa kami memilih nama Litoria pinnochio. Itu mengacu kepada tonjolan khas di hidung katak," kata Dr Paul Oliver, pemimpin studi sekaligus peneliti dari Griffiths University. 

Litoria pinnochio. (Tim Laman/National Geographic)

Spesies kedua, Litoria vivissimia (yang jika diterjemahkan memiliki arti 'monyet nakal'), juga memiliki tonjolan yang sama pada hidungnya. 

"Untuk Litoria vivissimia, kami mungkin sudah puluhan kali mencarinya, tapi hanya menemukan satu. Mungkin mereka sedang bersembunyi dan menertawakan kami dari atas pohon," imbuhnya. 

Litoria vivissimi. (Stephen Richards)

Mereka bukan katak pohon pertama yang ditemukan dengan hidung seperti itu, tetapi ukuran, struktur, dan tingkat dimorfisme seksualnya--perbedaan penampilan antara jantan dan betina dari spesies yang sama--sangat bervariasi di seluruh keluarga Litoria.

Para peneliti menduga, hidung panjangnya mungkin digunakan untuk seleksi kawin dan kamuflase. Namun, mereka belum mengetahui dengan pasti fakta di baliknya. 

Litoria pterodactyla. (Stephen Richards.)

Katak ketiga adalah katak 'parasut'. Ia tinggal di puncak pohon dan kerap melompat ke udara--melebarkan kakinya yang berselaput untuk mengendalikan luncurannya ke cabang-cabang pohon di sekitarnya atau permukaan tanah.

Para peneliti mendeskripsikannya sebagai katak hijau besar dengan paha ungu dan memberinya nama Litoria pterodactyla. Pterodactyl sendiri merupakan nama yang diberikan kepada spesies reptil terbang pertama yang berhasil diidentifikasi.

Baca Juga: Tak Mampu Fotosintesis, Tanaman Parasit nan Cerdas Ini Punya Strategi yang Mengagumkan

Indonesia dan Papua Nugini, secara khusus merupakan salah satu lokasi dengan beragam katak. Ada sejumlah spesies katak terbaru yang ditemukan di sana dalam 10-20 tahun terakhir.  

L. pinocchio ditemukan di pegunungan Moja di utara Provinsi Papua utara, sisi barat pulau Papua yang dikelola oleh Indonesia. L. vivissimia ditemukan di tengah pegunungan Central Cordiller, dataran tinggi Papua Nugini. Sementara itu, L. pterodactyla ditemukan di bukit di Papua Nugini bagian barat.