Trofi yang Dibuat dari Tengkorak Manusia Ini Ungkap Kekejaman Suku Maya

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 13 Juni 2019 | 15:10 WIB
Suasana senja di sekitar Piramida suku Maya di Meksiko. (Jose Ignacio Soto/Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id – Peninggalan arkeologis peradaban Maya mengungkap satu hal yang sangat jelas: jangan main-main dengan mereka atau tulang Anda akan dibuat menjadi aksesoris.

Eksplorasi arkeologi di hutan Pacbitun, Belize, baru-baru ini menemukan dua ornamen yang dibuat dari tengkorak manusia.

Seperti yang dilaporkan pada jurnal Latin American Antiquity, kelompok peneliti yakin tengkorak tersebut dapat menjelaskan persaingan dan perebutan kekuasaan di peradaban Maya.

Baca Juga: Bukan Dibunuh, Kelompok Manusia Purba Ini Punah Karena Tidak Subur

Dikenal dengan nama “trofi tengkorak Pacbitun”, ornamen mengerikan tersebut kemungkinan besar dikenakan di leher sebagai liontin mewah. Tampaknya, darah, keringat, dan kerja keras, bercampur saat membuat objek ini.

Goresannya menunjukkan bahwa tengkorak pertama kali dipotong menggunakan pisau tajam. Selain itu, setiap ujungnya dibor untuk mengikat tali dan memperkuat tengkorak. Trofi tengkorak itu kemudian diukir dan dicat dengan warna merah.

(via IFL Science)

Peradaban Maya memang tidak dapat dipisahkan dari ritual berdarah dan tengkorak manusia. Meski begitu, para arkeolog baru mengetahui sedikit makna di balik penemuan ini.

Pada beberapa situs arkeologi suku Maya, para penguasa digambarkan kerap mengenakan tengkorak nenek moyang mereka sendiri sebagai ornamen. Namun, trofi yang ditemukan di Pacbitun diyakini akan mengungkap sesuatu yang lebih jahat.

(via IFL Science)

Menurut dugaan peneliti, para tokoh elit mungkin mengenakan trofi yang dibuat dari tengkorak musuh-musuh mereka yang kalah untuk mengekspresikan kekuasaan.

Gagasan ini cocok dengan konteks sosial yang lebih luas saat itu. Trofi tengkorak diperkirakan berasal dari abad delapan atau sembilan masehi. Saat itu, Pacbitun dan kota-kota Maya lainnya di dataran rendah selatan kehilangan kendali atas kekuasaan, sementara yang berada di utara berusaha mengambil keuntungan dari kekosongan pemerintahan dan meningkatkan agresi mereka.