Nationalgeographic.co.id – Virus baru nan misterius, perlahan tapi pasti, menyebar di pedesaan Tiongkok. Hingga saat ini, penyebab penyakit belum diketahui. Namun, peneliti menduga, itu berkaitan dengan kutu pengisap darah.
Para ilmuwan dari Foshan University di Provinsi Guangdong, Tiongkok, telah mendokumentasikan penemuan patogen baru yang disebut “virus Alongshan”.
Dipublikasikan pada New England Journal of Medicine, penemuan mereka ini berdasar sampel virus yang diambil dari darah petani di Alongshan yang mengalami demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Baca Juga: Hati-hati, Lima Kebiasaan Sehari-hari Ini Dapat Memicu Sakit Kepala
Setelah virus diisolasi dari darahnya, analisis pengururan genome dan mikroskopi elektron menunjukkan bahwa itu memang virus yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Yang lebih penting lagi, dokter juga melihat bahwa pasien memiliki gigitan kutu.
Sejauh ini, kurang lebih ada 86 orang yang terkena penyakit, terutama di sekitar provinsi Mongolia dan Heilongjiang. Dari 86 orang tersebut, 84 di antaranya merupakan petani atau petugas kehutanan yang tinggal di wilayah berbukit.
Hasil pemeriksaan tersebut mengarahkan para peneliti untuk mencari kutu Ixodes persulcatus di hutan di mana pasien mengalami gigitan. Spesies ini sendiri merupakan tersangka utama dari berbagai penyakit seperti Lyme, babesiosis, dan ensefalitis.
Kutu adalah vektor yang efektif untuk patogen karena menempel pada inang dan memakan darah mereka melalui setiap tahap kehidupan.
Baca Juga: Flu Babi Menyerang Beberapa Negara di Dunia, Peneliti: Ini Wabah Penyakit Hewan Terbesar
Meskipun virus baru dilaporkan terjadi di timur laut Tiongkok sejauh ini, tetapi para peneliti menyatakan itu dapat menyebar ke Asia Timur, Siberia, Eropa Timur dan Utara.
Kabar baiknya, belum ada bukti bahwa virus dapat menular antarmanusia. Ia juga mudah ditangani. Semua pasien yang menerima kombinasi obat antivirus dan antibiotik, gejala penyakitnya hilang dalam delapan hari.
Untuk terus mengawasi dan mensurvei potensi mutasi, para ilmuwan juga memperoleh genom lengkap dari strain virus Alongshan yang menonjol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ia memiliki kesamaan dengan virus Jingmen, patogen lain yang ditemukan pertama kali pada 2014 di Tiongkok.