Nationalgeographic.co.id – Virus babi yang mematikan, kerap disebut sebagai “Ebola babi” sedang menyebar di beberapa negara di dunia. Penyebarannya tidak terkontrol sehingga beberapa peneliti mengatakan bahwa ini wabah penyakit hewan terbesar yang pernah dihadapi planet ini.
Wabah virus demam babi Afrika saat ini sudah menyerang peternakan babi di daratan Tiongkok, Hong Kong, Korea Utara, Mongolia, dan Vietnam.
Ada juga laporan mengenai babi hutan yang terinfeksi di wilayah Eropa Timur dan Tengah.
Baca Juga: Turritopsis dohrnii, Ubur-ubur Abadi yang Bisa 'Mencurangi' Kematian
Menurut analis pasar Rabobank, sekitar 200 juta babi sudah terinfeksi virus tersebut. Beberapa di antara mereka sudah dimusnahkan dalam upaya mengendalikan situasi. Namun, bagaimana pun juga, masalah ini tampaknya tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
“Ini merupakan wabah penyakit hewan terbesar yang pernah kita hadapi,” ujar Dirk Pfeiffer, ahli epidemiologi dan pakar demam babi Afrika dari City University of Hong Kong.
“Flu babi membuat bahaya dari penyakit sapi gila tampak tidak artinya,” imbuhnya.
Penyakit ini tidak memengaruhi manusia, bahkan jika Anda mengonsumsi daging babi yang terinfeksi. Namun, itu sangat mudah menular antarbabi dengan tingkat kematian hampir 100%.
Virusnya sendiri juga sangat kuat. Ia dapat bertahan dalam darah yang didinginkan selama enam tahun dan pada suhu kamar selama 18 bulan. Virus babi tersebut juga bahkan dapat hidup pada daging salami dan daging asin yang belum dimasak atau diasapi selama enam bulan. Tidak hanya itu, secara mengejutkan, virus ini mampu bertahan pada suhu dan pH ekstrem.
Saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mengatasi flu babi. Para peneliti sedang mempelajari pengeditan gen untuk membuat babi kebal terhadap virus.
Baca Juga: Empat Penyakit Menular nan Mematikan yang Sering Terjadi di Indonesia
Sesuai dengan namanya, virus demam babi Afrika, bermula di Afrika pada awal abad ke-20–di mana ia bertahan hingga 1957 sebelum menyebar ke Lisbon, Portugal.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR