Pukul 12.00 kegiatan di SD. YPPK St Martinus De Porres pun usai. Kami melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki menuju Puskesmas lama. Tidak terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter dari gedung sekolah tadi.
Puskesmas lama ini sebenarnya sudah tidak difungsikan sebagai Puskesmas lagi, karena sejak tahun 2016 pemerintah sudah membangun Puskesmas baru di daerah yang tidak jauh dari situ. Bangunan yang sudah tampak reot ini kini difungsikan sebagai Posyandu I yang melayani masyarakat Kampung Ayam dan Kampung Bayiw Pinam.
Di Posyandu I kami mengamati bagaimana Monik dengan terampil mengajari 20 orang ibu-ibu memproduksi minyak––hasil minyak tadi digunakannya untuk menggoreng pempek yang disuguhkan bagi kami. Sedari awal kami tidak melihat perubahan ekspresi wajah pada Monik. Monik senantiasa tersenyum dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang ada.
“Pemberian makanan tambahan untuk balita, ibu hamil dan program imunisasi itu setiap Sabtu sore pukul 15.00-16.30 di tiga pos,” ucap Monik menginformasikan tentang kegiatannya usai program pelatihan healthy cooking ini.
Baca Juga : Ketangguhan Haenyeo, Para Penyelam Perempuan di Pulau Jeju
Masih sambil tersenyum, Monik juga bercerita mengenai betapa takutnya masyarakat di sana ketika diimunisasi. “Karena setelah disuntik sakit panas, padahal itu biasa karena efek samping dari imunisasi.”
Waktu berlalu begitu cepat, jam di tangan sudah menunjukkan pukul 14.00. Bertepatan dengan itu, rasa lapar pun datang. Sementara Monik masih terus melayani ibu-ibu dengan antusias dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya, kami pun pamit undur diri. Kami masih memiliki rencana untuk mengunjungi kampung lain yang berada sekitar 600 meter dari lokasi Posyandu I.
Kami pun berpisah dengan Monik siang itu. Dari kejauhan kami masih bisa melihat sosoknya yang masih bersemangat memberikan pemahaman dan pengertian akan kesehatan kepada ibu-ibu di sana.
Sesekali Monik melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Matanya berbinar, senyumannya terkembang di latar belakangi langit biru cerah yang mengesankan kedamaian. Kami tahu bahwa Monik melakukan ini semua atas dasar cinta akan kemanusiaan bagi masyarakat di Kampung Ayam.
Penulis: Agung Yoga Asmoro