Banjir Menyerang Taman Nasional India, Lebih Dari 200 Satwa Liar Mati

By National Geographic Indonesia, Senin, 29 Juli 2019 | 14:52 WIB
Sejumlah badak yang menyelamatkan diri dari banjir. (Biju Boro/AFP via Kompas.com)

Nationalgeographic.co.id - Bencana banjir menyerang salah satu taman nasional di India. Akibat peristiwa tersebut, ada lebih 200 satwa liar yang mati--termasuk 17 badak bercula satu yang terancam punah. 

Menurut keterangan pejabat setempat, hingga sekitar 40 persen wilayah Taman Nasional Kaziranga di negara bagian Assam telah terendam air, menyusul hujan lebat yang turun selama 10 hari berturut-turut. Cuaca buruk yang melanda negara bagian di India timur laut itu juga telah menewaskan hingga lebih dari 70 orang.

Baca Juga: Semakin Parah, Gelombang Panas di Eropa Tahun Ini Pecahkan Rekor

Taman nasional yang masuk dalam daftar situs warisan dunia menurut UNESCO itu merupakan rumah bagi populasi badak bercula satu terbesar di dunia, dan telah menarik ribuan wisatawan dari seluruh dunia setiap tahunnya.

Kini, seiring mulai surutnya genangan air, pihak berwenang khawatir jumlah hewan yang ditemukan mati diperkirakan akan meningkat.

"Sampai saat ini kami mendata sebanyak 205 hewan mati. Angka itu termasuk 17 badak bercula satu, 112 rusa, 12 rusa sambar, 18 babi hutan, tujuh rusa rawa, dua kerbau, tiga landak, dan seekor gajah," kata direktur taman nasional, P Sivakumar, kepada AFP, Rabu (24/7/2019).

Ditambahkannya, selain mati tenggelam, sejumlah hewan juga mati karena tertabrak kendaraan saat kabur dari banjir dan mencoba menyeberangi jalan raya yang melintasi Kaziranga.

"Kami menemukan 16 ekor rusa dan seekor sambar yang mati tertabrak mobil," tambahnya.

Sivkumar mengatakan, seiring banjir yang mulai surut, sejumlah hewan yang kabur pun mulai kembali. "Situasi setelah banjir mulai berangsur-angsur membaik," ujarnya.

Petugas taman nasional bersama relawan juga telah menyelamatkan 69 hewan yang terdampar, termasuk tiga badak dan seekor gajah. Namun beberapa kemudian mati di pusat rehabilitasi.

Sivkumar mengatakan, larangan menambang di perbukitan Karbi Anglong di dekat taman nasional sedikti banyak telah membantu menyelamatkan nyawa hewan-hewan dari banjir karena daerah itu menjadi tempat perlindungan bagi hewan yang melarikan diri dari air yang naik.

"Hewan-hewan biasanya menghindari dataran tinggi karena adanya pertambangan. Mereka takut kontak dengan manusia," katanya.