Foto Ini Tunjukkan Anjing Laut dan Lumba-lumba yang Terllilit Sampah

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 14 Agustus 2019 | 15:21 WIB
Anjing laut yang terlilit sampah alat pancing. (SWNS)

Nationalgeographic.co.id - Gambar dramatis yang baru dirilis oleh dokter hewan Inggris, menunjukkan ancaman dari sampah alat pancing milik manusia yang akhirnya membahayakan kehidupan makhluk laut. 

James Barnett, dokter hewan dari Cornish seal Sanctuary, telah berkecimpung di bidang konservasi laut selama puluhan tahun. Ia pun sering melakukan pemeriksaan bangkai cetacea dan mamalia laut. Baru-baru ini, Barnett mengunggah sebuah foto lumba-lumba yang ditemukan terdampar pada Desember 2017. Ia melakukan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi planet kita yang sudah penuh sampah.

Baca Juga: Hari Raya Kurban Tanpa Kantong Plastik, Semangat Masyarakat Indonesia Kurangi Jumlah Sampah Plastik

Foto tersebut menunjukkan lumba-lumba yang terlilit sampah alat pancing di Cornwall. Sementara itu, gambar lainnya memperlihatkan seekor anjing laut yang terjerat jaring. 

Plastik terus menjadi ancaman bagi kehidupan laut karena ditemukan hampir di setiap sistem perairan dunia. Bahkan, sampah plastik juga pernah ditemukan di titik terdalam di planet ini.

Tak banyak yang tahu, perlengkapan pancing yang dibuang manusia juga membahayakan makhluk laut. Setiap tahunnya, diperkirakan ada 640 ribu ton peralatan memancing yang memenuhi lautan dunia. Jaring, perangkap, maupun tali pancing dapat membuat hewan laut terperangkap dan tidak mampu melepaskannya sampai mereka mati. 

Lumba-lumba yang terlilit sampah jaring yang dibuang manusia di laut. (SWNS)

Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan Terus Berulang dari Tahun ke Tahun, Apa Penyebabnya? Alam ataukah Manusia?

Sampah alat pancing ini membunuh ribuan hewan setiap tahunnya karena hampir tidak terlihat saat berada di kolom air. Untuk membersihkannya pun perlu biaya mahal karena harus menyewa penyelam terlatih yang bisa mencapai wilayah-wilayah terpencil di lautan. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Biology menemukan bahwa jumlah predator laut yang penting untuk sistem laut yang sehat, berkurang secara signifikan saat berada di habitat yang dekat dengan manusia dan aktivitas penangkapan ikan.