Stroke Juga Bisa Menyerang Anak Muda, Ini Faktor Penyebabnya

By National Geographic Indonesia, Kamis, 15 Agustus 2019 | 15:42 WIB
Ilustrasi stroke pada otak. (Lutfi Fauziah)

Jika takayasu adalah kondisi dimana pembuluh darah pada otak menyempit atau buntu sama sekali, moyamoya adalah penyempitan pembuluh darah pada area leher menuju otak. Tetapi, jika salah satunya terjadi, dapat meningkatkan potensi stroke di usia muda.

3. Darah yang mengental

Stroke di usia muda juga dapat terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan pembekuan darah, seperti berikut.

a. Pada orang yang memiliki kondisi antiphospholipid syndrome. Orang yang memiliki kondisi kesehatan yang satu ini, darah di dalam tubuhnya cenderung menggumpal sehingga saat mengalir di dalam tubuh dan melewati pembuluh darah yang lebih kecil atau lebih sempit, darah tersebut akan menyangkut dan menyumbat.

Hal ini dapat menyebabkan stroke karena pembuluh darah menuju otak cenderung lebih kecil dibanding pembuluh darah di area tubuh lainnya.

b. Pada anak-anak yang menderita talasemia, dimana hemoglobin (Hb) pada penderita talasemia cenderung rendah. Hal ini dapat menyebabkan stroke karena saat seseorang kekurangan hemoglobin, maka oksigen dan darah tidak akan memiliki ‘kendaraan’ untuk dibawa menuju otak. Sehingga sirkulasi darah menuju otak tidak lancar dan menyebabkan terjadinya gangguan sirkulasi ke otak.

Stroke hemoragik

Berbeda dengan penyebab stroke iskemik pada usia muda, penyebab stroke perdarahan atau hemoragik biasanya disebabkan oleh kelainan-kelainan yang jarang terjadi tapi jika terjadi dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Arteriovenous Malformation (AVM)

Pada orang yang mengalami kondisi ini, terjadi kelainan pembentukan arteri dan vena berupa anyaman dengan dinding tipis yang mudah sekali pecah sehingga menyebabkan perdarahan di otak dan sumsum tulang belakang. Perdarahan di otak akan menyebabkan stroke hemoragik.

2. Aneurisma

Sementara itu, pada penderita aneurisma,  pembuluh darah akan membesar seperti balon. Namun, ia juga akan menipis sehingga mudah pecah. Jika pembuluh darah di dalam otak pecah akan terjadi perdarahan yang berujung pada stroke hemoragik di usia muda.

3. Kelainan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Jika seseorang mengalami kelainan ITP, maka jumlah trombosit atau keping darah di dalam tubuhnya akan sangat rendah. Maka, saat terjadi benturan di kepala atau ada sesuatu yang mengguncang kepalanya, akan mudah sekali terjadi kebocoran darah karena jumlah keping darah yang seharusnya bisa menutup kebocoran akibat benturan atau guncangan itu, tidak mencukupi.

4. Kelainan pembekuan darah

Salah satu kelainan pembekuan darah yang mungkin terjadi adalah hemofilia. Kondisi ini adalah kelainan bawaan langka yang dapat menyebabkan darah sulit beku. Hal ini menyebabkan seseorang mudah mengalami perdarahan. Jika terjadi pada otak, maka orang tersebut dapat mengalami stroke hemoragik.

Stroke di usia muda dapat disembuhkan

Sama halnya dengan stroke pada lansia, kesempatan sembuh bagi penderita stroke di usia muda juga sama besarnya. Karena yang dapat menentukan seseorang bisa sembuh atau tidak adalah penanganannya, apakah sudah tepat dan cepat.

Baca Juga: Antara Sayur Mentah dan yang Sudah Dimasak, Mana yang Lebih Sehat?

Sementara itu, proses penyembuhan stroke di usia muda juga dapat dibantu dengan perawatan rumah, salah satunya dengan memperbanyak bergerak atau beraktivitas secara normal sehari-hari. Anda juga boleh melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Namun, hal ini tergantung pada penyebab strokenya.

Contohnya, jika stroke terjadi akibat aneurisma, maka sebaiknya tidak melakukan olahraga berat seperti maraton atau angkat beban karena akan memperburuk kondisi kesehatan.

Maka dari itu, jika ingin berolahraga, tanyakan dulu kepada dokter apakah kondisi Anda memungkinkan untuk melakukan aktivitas fisik tersebut. Tanyakan pula, jenis olahraga yang boleh dilakukan.

Artikel ini pernah tayang di Hellosehat.com dengan judul "Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda, Ini Beragam Hal Pemicunya". Penulis: dr. Zicky Yombana, Sp.S.