Nationalgeographic.co.id - Hanya dalam beberapa dekade, manusia sudah berhasil menyebarkan plastik hampir ke semua sudut Bumi. Mulai dari pencernaan kita sendiri, perut hewan laut, pengunungan Rocky, hingga palung Mariana.
Dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di Kutub Utara dan wilayah dingin terpencil lainnya.
Serat plastik kecil ditemukan di belasan lokasi di Belahan Bumi Utara, termasuk pada gumpalan es di Kutub Utara yang terisolasi, Kepulauan Svalbard, dan Pegunungan Alpen. Ini cukup mengejutkan karena Arktika sering dianggap sebagai salah satu area paling murni di dunia, yang seharusnya tidak terkontaminasi sampah atau polutan.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Bikin Harimau Keluar dari Belantara. Ini Penjelasan BKSDA Riau
Dipublikasikan pada jurnal Science Advances, para ilmuwan dari Alfred Wegener Institute berusaha mendokumentasikan fenomena ini dan memahami bagaimana mikroplastik bisa terangkut ke lokasi yang sangat jauh.
Mereka mengukur jumlah mikroplastik di daerah tersebut dengan menuangkan air lelehan salju, menyaringnya, dan menganalisis residu dengan mikroskop inframerah. Mikroplastik yang ditemukan memiliki ukuran mulai dari 11 mikrometer hingga lima milimeter–sebagian besar berasal dari potongan karet, pernis, dan bentuk lain dari plastik.
Baca Juga: Dianggap Sebagai Tanaman Pengganggu, Daun Patikan Kebo Ternyata Punya Banyak Manfaat
Tim peneliti mengungkapkan mungkin mikroplastik 'jatuh dari langit' bersama salju–mirip seperti serbuk sari tanaman yang bisa terbawa dari garis lintang tengah ke Kutub Utara. Mikroplastik kemungkinan tersapu ke udara, terbawa arus dan kemudian turun kembali ke Bumi melalui hujan atau salju.
Didefinisikan sebagai potongan plastik yang memiliki ukuran kurang dari 5 milimeter, mikroplastik berasal dari bermacam sumber, seperti ban karet, cat, kosmetik, pasta gigi, dan pakaian sintetis.
Meski begitu, para peneliti mengatakan tidak mungkin untuk mengidentifikasi asal mikroplastik yang ditemukan di Arktika saat ini. Pasalnya, masih perlu dilakukan studi lebih lanjut.
"Namun, begitu kita berhasil menemukan fakta bahwa mikroplastik juga dapat terangkut melalui udara, itu secara alami akan menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak potongan plastik yang sudah kita hirup," kata Dr Melanie Bergmann, pemimpin penelitian tersebut.