Lebih Dari 11 Ribu Burung Alami Kematian Massal dan Jatuh dari Langit

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 20 Agustus 2019 | 11:48 WIB
Bangkai burung di Big Lake Wildlife Management Area. (Montana FWP)

Nationalgeographic.co.id - Lebih dari 11 ribu burung mengalami kematian massal dan jatuh dari langit setelah hujan es yang ekstrem mendatangkan petaka ke seluruh negara bagian Montana, awal pekan ini. 

Saat warga Montana sibuk membersihkan tanaman dan jendela mereka yang pecah akibat hujan es seukuran bola baseball, ahli biologi justru menemukan puluhan unggas yang mati. 

"Sayapnya patah, tengkorak hancur, ada kerusakan internal, serta cedera yang konsisten dengan trauma benda tumpul," kata juru bicara dari Montana Fish, Wildlife, and Parks. 

Baca Juga: Selain Megathrust, Ada 295 Sesar Aktif yang Perlu Diwaspadai Warga Indonesia

Gambar yang dipublikasikan lembaga tersebut menunjukkan tepi pantai di Big Lake Wildlife Management Area yang dipenuhi oleh bangkai burung. Tidak hanya itu, di danau, juga masih banyak burung yang mengalami luka. 

Justin Paugh, ahli biologi dari Montana FWP mengatakan, dari unggas yang masih hidup, ada 5% bebek, 40% pelikan dan burung kormoran yang menunjukkan tanda cedera atau gangguan gerak akibat sayap patah. Kemungkinan hanya sedikit dari mereka yang mampu bertahan hidup. 

(Montana FWP)

Big Lake Wildlife Management Area sendiri merupakan lahan basah dan danau musiman yang menyediakan sarang bagi puluhan spesies burung pantai serta unggas yang bermigrasi, termasuk bebek, angsa, kormoran, pelikan dan camar. 

Secara keseluruhan, Paugh menyatakan, ada 13 ribu unggas air dan burung pantai yang terkena dampak hujan es. Sebagian besar mati dan jatuh dari langit, kemudian terbawa hingga ke tepi pantai empat hari setelahnya. 

Baca Juga: Program Sahabat Semata Antar Bagus dan Bagas Terbang Kembali ke Alam Liar

Bangkai unggas dalam jumlah besar ini membuat pihak berwenang khawatir terkait potensi penyebaran penyakit dan semakin hancurnya populasi burung lokal.

Botulisme burung (Clostridium botulinum), misalnya, merupakan racun serius yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan perilaku yang tidak biasa pada burung. Secara historis, racun ini bertanggung jawab pada kematian burung dalam jumlah besar. 

"Namun, dilihat dari segi positif, di danau, masih ada unggas air yang sehat. Hidup akan terus berlanjut," paparnya.

Pihak FWP mengatakan mereka akan terus mengawasi situasinya.