Nationalgeographic.co.id – Penggunaan plastik yang berlebihan tidaklah baik untuk kelestarian lingkungan. Plastik ramah lingkungan saat ini menjadi media pengganti penggunaan plastik konvensional dalam kehidupan sehari. Banyak orang yang tidak tahu bahwa plastik ramah lingkungan bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kitas.
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Jember memberikan pelatihan terkait pembuatan plastik ramah lingkungan berbahan bonggol jagung. Pelatihan diberikan kepada para warga desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember. Dosen yang terlibat pelatihan berasal dari Program Studi Teknik Kimia Unej beserta rekannya yaitu Rendra Suprobo Aji dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Tika dari Program Studi Teknik Perminyakan, dan Fanteri dari Program Studi Teknik Pertambangan.
Sebelum melakukan pelatihan, tim dosen telah memberikan pengarahan terlebih dahulu terkait bahaya penggunaan plastik konvensional bagi kelestarian lingkungan.
“Pertemuan kedua kami isi dengan pengenalan apa itu plastik ramah lingkungan dan cara membuatnya, dan hari ini diisi praktik pembuatan secara langsung. Plastik rama lingkungan ini aman karena bisa terurai di alam dalam waktu tiga bulan,” kata Rendra, dilansir dari kompas.com.
Cara pembuatan plastik dari bahan bonggol jagung ini sangatlah mudah. Tim pengmas memberikan pengarahan terkait hal itu, proses diawali dari mencampur bonggol jagung yang sudah dihaluskan dengan air murni atau aquades. Setelah itu campuran tersebut direbus hingga larut, lalu ditambahkan dengan gliserol dan gelatin serta pewarna, lalu dipanaskan kembali.
“Jika sudah tercampur sempurna maka dicetak sesuai keinginan, kali ini kami menggunakan Loyang aluminium yang sudah dialasi dengan aluminium foil. Larutan plastik ramah lingkungan ini kemudian harus dipanaskan dalam oven. Terakhir plastik ramah lingkungan ini didiamkan selama tiga hingga empat hari sebelum siap digunakan.”Kata Ari dilansir dari kompas.com
Penggunaan plastik ramah lingkungan ini juga didukung oleh Kepala Desa setempat dengan memberikan alokasi lahan usaha seluas 84 meter persegi. Inovasi terbaru terkait plastik ramah lingkungan diharapkan dapat menjadi media pengganti penggunaan plastik konvensional. Penemuan terbaru seperti ini diharapkan dapat terus terbentuk guna menciptakan kelestarian lingkungan dan memberi solusi untuk penggunaan plastik konvensional yang berlebihan.