Teknologi Situasi Darurat dalam Misi Penjelajahan

By Silvia Triyanti Luis, Selasa, 24 September 2019 | 14:25 WIB
Gunung Kilimanjaro dipotret dari Taman Nasional Amboseli di Kenya. (Thinkstock)

 

 

Nationalgeographic.co.id— Menjelajahi alam bebas bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk mengisi waktu libur. Banyak hal yang bisa didapatkan ketika menjelajah alam bebas, mulai dari menikmati panorama hingga menemukan hal-hal baru di alam. Menjelajah alam bebas merupakan tantangan sendiri bagi sebagian orang.

Kegiatan luar ruang memiliki risiko. Namun, kita akan dilatih menstrukturkan risiko dalam kegiatan ini. Sebelum menjelajah alam, sebaiknya setiap orang mempersiapkan stamina dan kondisi fisik yang sehat terlebih dahulu. Selain persiapan dari dalam diri, setiap orang yang hendak melakukan penjelajahan juga harus mempersiapkan barang-barang dan keperluan. Berikut kiat untuk melakukan penjelajahan agar senantiasa aman dan menyenangkan.

  1. Mempersiapkan Kondisi Fisik

Kondisi fisik yang baik sangat diperlukan. Persiapkan stamina dan latihan fisik ikut membantu menunjang kekuatan diri ketika melakukan penjelajahan. Mengatur pola makan dan berolahraga secukupnya ketika akan melakukan penjelajahan sangatlah diperlukan.

  1. Mengetahui Teknik Penjelajahan

Mengetahui teknik dasar mengenai penjelajahan juga sangatlah diperlukan. Untuk bisa mengetahui tekniknya , bisa bertanya dan dianjurkan untuk mencari informasi terkait medan penjelajahan.

  1. Membawa Perlengkapan Seperlunya

Ketika hendak melakukan penjelajahan hendaknya menyiapkan barang-barang yang perlu untuk dibawa. Tidak perlu membawa barang dalam jumlah banyak karena akan mempersulit perjalanan pennjelajan.

Pada masa kini penjelajahan semakin aman dan mudah untuk dilakukan akibat adanya dukungan teknologi. Penjelajahan yang dilakukan di daerah terpencil akan memiliki tantangan tersendiri. Susahnya mendapat sinyal dan berkomunikasi ketika sedang berada di dalam keadaan darurat membuat para penjelajah was-was akan keselamatan mereka. Namun kini teknologi emergency telah disematkan di dalam jam tangan untuk para penjelajah.

Breitling Emergency merupakan salah satu jam tangan penjelajah yang memiliki teknologi sebagai suar dengan mengirimkan sinyal frekuensi ganda (121.5 MHz dan 406 MHz) untuk membantu pencarian dan penyelamatan dalam keadaan darurat. Ketika tombol ditarik secara otomatis antena yang terdapat di dalam jam tangan tersebut akan mengirim sinyal ke satelit. Setelah itu sinyal akan diteruskan kepada Badan SAR Nasional (BASARNAS)  yang kemudian akan mengirimkan helikopter penyelamat ke titik koordinat lokasi jam tersebut mengirim sinyal.

Jam Tangan Emergency Breitling (silvia triyanti luis)

“Jam tangan emergency ini dilengkapi dengan dual frequency transmitter, integrated antenna system, dan rechargeable battery yang dapat melacak dan menyelamatkan penggunanya, sampai saat ini lebih dari 20 orang telah berhasil diselamatkan lewat teknologi ini,” ujar Alvin Soon, President Breitling Asia dalam acara Preview of Breitling Emergency Indonesia Limited Edition di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Penggunaan teknologi semacam ini dilansir dapat membantu para penjelajah saat melakukan penjelajahan. Namun penggunaan teknologi ini tidak boleh digunakan sembarangan, tetapi hanya boleh digunakan ketika keadaan mendesak saja. Adanya pemanfaatan teknologi secara benar akan menguntungkan bagi seseorang yang memerlukannya.