Seekor Penyu Ditemukan Mati dengan Ratusan Plastik di Perutnya

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 10 Oktober 2019 | 14:38 WIB
Seekor penyu mati dengan ratusan potongan sampah plastik di perutnya. (Gumbo Limbo Nature Centre)

Nationalgeographic.co.id - Sebuah suaka alam di Florida membagikan gambar menyedihkan tentang penyu kecil yang mati setelah mengonsumsi 100 potong plastik. Foto penyu dengan potongan plastik yang diletakkan di sebelahnya, menjadi pengingat bahwa kita perlu membatasi penggunaan plastik sekali pakai. 

Gumbo Limbo Nature Center di Boca Raton, Palm Beach County, mengunggah foto di laman Facebook mereka pada awal Oktober atau yang biasa mereka sebut sebagai "musim washback". 

Baca Juga: Lima Hewan Ini Bisa Membantu Menyembuhkan Penyakit Manusia

Musim washback yang dimaksud adalah masa di mana penyu-penyu muda terdampar di pantai timur AS karena angin dan ombak kencang. 

"Ini merupakan musim washback di Gumbo Limbo. Kami menemukan penyu kecil yang terdampar dan sangat membutuhkan batuan. Sayangnya, tidak semua penyu berhasil bertahan hidup saat washback," papar Whitney Crowder, Sea Turtle Rehabilitation Coordinator di Gumbo Limbo Nature Center. 

Yang lebih menyedihkan, penyu sangat kecil yang ukurannya tidak lebih dari telapak tangan manusia ini, mati terdampar setelah menelan 104 potong plastik di laut.  

"Tahun ini, kami menemukan 120 penyu washback, dan 40 di antaranya dalam keadaan mati. Dari semua penyu yang kami nekropsi, pasti mereka memiliki potongan plastik dalam perutnya," imbuh Crowder. 

Baca Juga: Malang, Enam Gajah Mati Saat Berusaha Menyelamatkan Satu Sama Lain

Polusi plastik menjadi masalah serius bagi lautan dunia. Ini menyulitkan hewan-hewan yang tinggal di sana, termasuk penyu. 

Namun, pencemaran plastik tidak hanya terbatas pada bungkus makanan atau kantung plastik. Tahun lalu, dua penyu mati setelah terjerat sampah kursi plastik dan kursi bar. 

"Saya rasa ini menjadi peringatan, seolah-seolah penyu ini mengatakan kepada kita untuk mentrasformasi penggunaan plastik dalam masyarakat. Peristiwa seperti ini sangat menyedihkan. Kita perlu melakukan hal yang lebih baik," pungkas Crowder.