Kisah Dusun Bondan Bangkit dari Kegelapan Berkat Kincir Angin dan Panel Surya

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 26 Oktober 2019 | 18:00 WIB
Kincir angin dan panel surya yang membantu menerangi dusun Bondan. (Hari Maulana)

Saat ini, dari 80 KK ada 37 yang sudah teraliri listrik. Kapasitas pembangkit listrik sebesar 12.000 WP tersebut juga mampu menerangi 1 masjid, 1 sekolah dan 2 rumah produksi.

Pengurus PLTH sedang membersihkan panel surya di dusun Bondan. (Hari Maulana)

Atih mengatakan, jika dulu ia tidak bisa melakukan banyak hal di malam hari dan hidup monoton, kini setelah ada listrik, ia bisa menjadi lebih maju. Kehidupan sehari-hari pun menjadi lebih mudah karena bisa mulai menggunakan alat elektronik. Untuk masak nasi misalnya, ia sekarang bisa menggunakan rice cooker.

Meski begitu, menurut Atih, yang terpenting, saat ini anak-anaknya bisa belajar dengan nyaman di malam hari. “Mereka bisa mengerjakan PR dengan cahaya lampu, tidak dalam gelap lagi,” ujarnya.

Meningkatkan pendapatan

Apudin yang saat ini menjadi penanggung jawab PLTH, mengatakan bahwa perkembangan dusun Bondan menjadi lebih signifikan setelah teraliri listrik, termasuk dalam bidang ekonomi.

“Setelah adanya PLTH, dusun semakin berkembang. Masyarakat lebih berdaya sehingga saya mencari solusi lain agar manfaatnya berkelanjutan. Saya pun membuat UMKM untuk meningkatkan produk lokal,” katanya.

Bersama dengan warga dusun Bondan lainnya, Apudin mengolah hasil tambak mereka menjadi produk makanan seperti sistik ikan dan udang, kerupuk dan rengginang udang.

Beberapa produk olahan hasil tambak dari UMKM di dusun Bondan. ()

Hal ini baru bisa mereka lakukan setelah adanya PLTH. Dulu, warga dusun Bondan harus langsung menjual hasil tambaknya ke tengkulak karena mereka tidak ada listrik untuk menjalankan mesin pendingin. Daripada busuk, mereka rela hasil tambaknya dijual dengan murah.

“Sebelum ada listrik, kami harus segera menjual hasil tambak ke tengkulak. Bisa dibilang kami dimonopoli karena tengkulak meminta harga murah. Dulu satu kilo udang dihargai Rp11 ribu, tapi kini setelah berhasil mengolahnya, kami bisa mendapat keuntungan hingga Rp30 ribu,” papar pria berusia 39 tahun ini.

Baca Juga: Perjuangan Desa Doudo Bangkit dari Kekeringan dan Menjadi Desa Nan Asri

Pertamina pun turut membantu meningkatkan kemandirian masyarakat dusun Bondan ini melalui program  Energi Mandiri Tambak Ikan (Embak Mina). Mereka memberikan bantuan untuk menyimpan dan mengolah bahan baku, seperti mesin pendingin, mixer, dan blender.

Selain itu, beberapa warga Dusun Bondan juga diajak mengikuti pelatihan wirausaha agar semakin bisa memajukan produknya.

Diketahui bahwa pendapatan warga dusun Bondan meningkat sebesar 50% setelah adanya PLTH. Setiap bulan, anggota kelompok bisa mendapatkan untung sebesar satu juta rupiah dari produk olahan ikan dan udang yang mereka buat.