Kratom , Obat Herbal Yang Sering Disalahgunakan Oleh Pecandu

By Silvia Triyanti Luis, Senin, 28 Oktober 2019 | 15:00 WIB
Tanaman Kratom ()

Nationalgeographic.co.idKratom merupakan tanaman yang popular di Kalimantan dan daratan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thaliand, dan Myanmar. Kepopuleran Kratom dikarenakan fungsinya yang bisa dijadikan obat.

Kratom merupakan tanaman psikoaktif yang dimanfaatkan sebagi jamu dan ramuan medis tradisional di sejumlah wilayah Asia Tenggara sejak ribuan tahun silam. Kratom merupakan tanaman sejenis kopi (Rubiaceae) yang merupakan penghasil alkaloid penting seperti kafeina.

Tanaman Kratom bertumbuh sekitar 4-16 meter dan biasanya dimanfaatkan daunnya yang memiliki lebar lebih dari telapak tangan orang dewasa. Sejak dulu tanaman ini dikonsumsi oleh petani atau nelayan untuk meningkatka produktivitas kerja serja menjaga stamina dan menghilangkan rasa lelah saat bekerja. Biasanya daun Kratom dikonsumsi dengan dikunyah secara langsung atau diseduh seperti meminum teh.

Dalam dosis rendah Kratom dapat memberikan efek stimulan. Bahan aktif yang ada didalamnya adalah alkaloid mitraginin, dan 7-hydroxymitragynine yang terbukti memberikan efek analgesic, anti-inflamasi, atau pelemas otot sehingga kratom sering digunakan untuk meredakan gejala fibromyalgia. Fibromyalgia adalah intoleransi terhadap stres dan rasa sakit yang biasanya ditandai dengan nyeri pada tubuh, sulit tidur, dan kelelahan.

Dalam dosis tinggi (sekitar 10 hingga 25 gram atau lebih),  efek yang akan diberikan oleh tanaman ini adalah efek sedatif seperti narkotika. Bahkan Drug Enforcement Administration (DEA) mengatakan bahwa konsumsi kratom berlebih dapat menyebabkan gejala psikotik dan kecanduan psikologis.

Baca Juga : Turunkan Risiko Eksim dan Asam Pada Anak Dengan Konsumsi Ikan

Bagi masyarakat Kalimantan tanaman dengan nama lain mitragyna speciosa menjadi sumber pendapatan. Tanpa menggunakan alat para petani biasanya langsung memanjat pohon yang memiliki tinggi belasan meter lalu mulai menebas ranting yang berdaun untuk mengambil daun Kratom. Setiap bulan rata-rata 300 hingga 500 ton Kratom diekspor dari Kalbar, sekitar 80% nya adalah dalam bentuk bubuk, sisanya dalam bentuk daun kering remahan. Oleh karena sangat mudah untuk mendapatkan kratom, maka banyak pecandu  menyalahgunakannya untuk keperluan konsumsinya sendiri tanpa takaran yang jelas. Di Negara importir Kratom, banyak konsumen yang mengkonsumsinya untuk terapi ketergantungan opium.

Kontroversi konsumsi Kratom sendiri timbul karena efek samping yang diciptakannya. Peneliti telah mengkonfirmasi sifat adiktif dari Kratom dan menemukan bahwa penggunaan kratom secara berlebih dapat menyebabkan masalah kognitif seperti memori, kemampuan belajar dan sejenisnya. Namun hingga saat ini belum ada peraturan mengenai Kratom khususnya dari segi dampak, peredaran dan penggunaannya. Maka konsumsi Kratom masih harus dalam batas pengawasan.