Hadapi Suhu Panas yang Ekstrem, Qatar Pasang AC di Luar Ruangan

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 29 Oktober 2019 | 14:50 WIB
Qatar. (Ivan Kurmyshov/Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id - Qatar sedang menghadapi panas yang sangat ekstrem. Di siang hari, suhunya bisa mencapai 48°C. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Qatar menyediakan air conditioner (AC) untuk luar ruangan. Menurut laporan The Washington Post, negara tersebut telah memulai pemasangan unit AC di beberapa ruang terbuka, termasuk pasar, stadium olahraga, dan trotoar. 

Baca Juga: Mikroplastik Dalam Tanah Dapat Merusak Kehidupan Cacing Tanah

Salah satu proyek yang paling ambisius adalah pemasangan pendingin udara di Stadion Al Janoub. Pasalnya, stadion yang baru dibangun ini akan dikunjungi oleh lebih dari 40 ribu penggemar sepak bola internasional saat Piala Dunia FIFA 2022. 

"Tanpa AC luar ruangan ini, kita tidak akan bisa menahan panasnya. Kita bahkan tidak bisa berfungsi dengan efektif," kata Yousef al-Horr, pendiri Gulf Organization for Research and Development. 

Meski begitu, ide memasang AC di luar ruangan dianggap sebagai hal yang buruk bagi beberapa pihak. Alasan pertama, AC bekerja lebih baik di ruang terbatas. Anda sendiri pasti menyadari bahwa manfaat AC lebih terasa jika menutup jendela atau pintu. 

Alasan kedua, AC merupakan mimpi buruk bagi lingkungan. Itu karena ia memakan energi yang sangat besar. Diperkirakan bahwa 20% total listrik yang digunakan di gedung-gedung seluruh dunia, berasal dari AC dan kipas angin. Dan karena sebagian besar negara masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil untuk memproduksi energi domestik, maka AC juga bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca. 

Baca Juga: Menjadi Pejalan Ramah Lingkungan, Ini 3 Cara Sederhana Traveling Tanpa Plastik

Beberapa teknologi, seperti kulkas dan AC, menggunakan pendingin hydrofluorocarbon (HFC), yang bertindak sebagai polutan iklim yang berkali-kali lebih kuat dibanding karbon dioksida. Pihak internasional telah memulai upaya global untuk mengekang penggunaan HFC karena mereka menjadi ancaman besar bagi kesehatan planet ini. 

Namun seiring suhu Bumi yang memanas, permintaan akan pendingin udara ditakutkan akan meningkat. Bahkan The International Energy Agency yakin angka penggunaan AC akan meningkat tiga kali lipat pada 2050.