Mengapa Stres Bisa Memengaruhi Nafsu Makan Kita?

By National Geographic Indonesia, Kamis, 7 November 2019 | 16:56 WIB
Makan saat stres bisa menambah berat badan. (Vadym Petrochenko/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Salah satu yang sering kali menjadi pelampiasan ketika stres adalah makanan. Banyak yang mengaku kalau mereka banyak makan akibat stres, tapi ada juga yang justru mengurangi makan. Sebenarnya bagaimana, sih, stres bisa memengaruhi nafsu makan seseorang?

Nafsu makan bisa naik turun akibat stres

Dilansir dalam laman Harvard Medical School, ketika stres terjadi, bagian otak yang disebut hipotalamus melepaskan hormon kortikotropin, yang berfungsi untuk menekan nafsu makan.

Otak juga mengirimkan pesan ke kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak hormon epinefrin (sering dikenal sebagai hormon adrenalin). Epinefrin ini yang membantu memicu respon tubuh untuk menunda makan. Inilah salah satu hubungan stres dan makanan yang bisa terjadi pada siapapun.

Jika stres berlanjut, atau bertahan, ceritanya akan bisa berbeda lagi. Kelenjar adrenal melepaskan hormon lain yang disebut kortisol, dan hormon ini yang akan memiliki efek untuk meningkatkan nafsu makan dan juga meningkatkan motivasi secara keseluruhan, termasuk motivasi untuk makan.

Baca Juga: Punya Kebiasaan Mengecek Ponsel Setelah Bangun Tidur? Ini Bahayanya

Tingkat hormon kortisol yang tinggi bersama kadar insulin dalam tubuh yang tinggi juga akhirnya bisa meningkatkan hormon ghrelin. Ghrelin disebut juga dengan “hunger hormone” berperan memberikan sinyal ke otak untuk makan dan menyimpan kalori dan lemak lebih efektif. Maka dari itu, peningkatan hormon ini bisa membuat orang sulit untuk menurunkan berat badannya, berat badan bisa semakin naik.

Sebaliknya, jika ada orang yang stres kemudian tidak mau makan, itu berarti hormon yang dikeluarkan saat stres menekan rasa lapar dan akhirnya nafsu makan pun menurun. Hal ini memang tergantung bagaimana tubuh merespon stres yang sedang dialami. Jadi, bisa saja nafsu makan Anda naik turun akibat stres.

Kebiasaan makan buruk yang muncul akibat stres

Tak cuma bikin nafsu makan naik turun, stres juga membuat Anda melakukan berbagai kebiasaan makan yang buruk. Apa saja kebiasaan makan buruk yang terjadi akibat stres?

Dampak dari kebiasan makan yang buruk saat stres

Hubungan stres dan makanan akan berdampak ke berbagai kondisi. Ketika Anda tidak cukup makan atau tidak memenuhi kebutuhan tubuh dengan zat gizi yang diperlukan, kadar gula darah bisa meningkat. Peningkatan ini yang akan menimbulkan perubahan suasana hati, kelelahan, penurunan konsentrasi, dan dampak negatif lainnya.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu terjadinya hiperglikemia. Hiperglikemia yang tidak ditangani dan dikelola dengan baik, akan menimbulkan berbagai komplikasi dalam jangka panjang seperti penyakit jantung, diabetes melitus tipe 2, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan lain-lain.

Baca Juga: Kratom , Obat Herbal Yang Sering Disalahgunakan Oleh Pecandu

Terlalu banyak kafein juga bisa menyebabkan penurunan konsentrasi, produktivitas yang rendah, gangguan tidur, dan peningkatan kadar kortisol dalam darah.

Pilihan makanan yang buruk juga pada akhirnya bisa menurunkan kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terhadap penyakit. Khususnya jika hanya makan dari makanan tinggi kalori namun rendah akan zat gizi.

Penurunan daya tahan tubuh juga bisa terjadi saat orang yang stres memilih untuk tidak makan. Ini menurunkan kemampuan dirinya melawan penyakit dan peradangan. Dari kekebalan tubuh yang menurun inilah selanjutnya bisa menjalar ke berbagai kondisi kesehatan lainnya.