Nationalgeographic.co.id - Stres dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk menimbulkan sesak napas sekalipun Anda tidak menderita gangguan pernapasan. Bahkan, beberapa di antara mereka mengalami sesak napas hebat ketika dalam keadaan tertekan. Lantas, apa yang menyebabkan hal ini?
Saat dihadapkan pada situasi yang memicu stres, otak Anda berada pada posisi fight or flight (melawan atau lari). Hipotalamus pada otak, bagian yang merangsang produksi hormon, kemudian mengirimkan sinyal menuju kelenjar adrenal untuk melepas hormon kortisol dan adrenalin.
Kedua hormon tersebut meningkatkan berbagai fungsi tubuh, termasuk denyut jantung guna menambah aliran darah menuju organ-organ penting. Laju napas Anda juga akan meningkat drastis untuk mencukupi kebutuhan oksigen seluruh tubuh dengan cepat.
Baca Juga: Akibat Polusi Udara, Banyak Anak-anak Mengidap Penyakit Mental
Mekanisme ini sebenarnya berguna untuk mempersiapkan tubuh dalam menanggapi bahaya. Namun pada saat yang sama, hormon stres dapat mempersempit otot-otot saluran pernapasan dan pembuluh darah.
Pernapasan juga menjadi tidak efektif karena tanpa sadar Anda menarik napas dengan pendek dan cepat, bukan perlahan dan dalam seperti pada kondisi normal. Seluruh perubahan ini akhirnya membuat Anda sesak napas saat mengalami stres.
Selain ketika stres, Anda juga bisa mengalami kesulitan bernapas saat merasa panik, cemas, gugup, atau bahkan bersedih. Ketiga kondisi ini memicu reaksi hormon yang sama sehingga efeknya pun serupa pada tubuh Anda.
Stres adalah respons alami tubuh ketika berhadapan dengan masalah atau situasi yang menegangkan. Stres yang berlangsung singkat bahkan dapat membantu Anda mengambil tindakan dengan cepat dalam situasi genting.
Sesak napas dan gejala lain yang Anda alami pun akan berangsur membaik begitu pemicu stres menghilang. Selama hanya muncul sesekali, sesak napas saat stres bukanlah gangguan kesehatan yang perlu dikhawatirkan.
Situasinya baru berbeda bila Anda mengalami stres terus-menerus, atau disebut juga sebagai stres kronis. Kondisi ini ditandai dengan gejala stres yang tidak kunjung membaik, atau Anda selalu mengalaminya setiap hari.
Berbeda dengan stres jangka pendek, stres kronis dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan fisik ataupun psikologis. Selain sesak napas, Anda mungkin mengalami stres kronis bila terdapat gejala sebagai berikut:
Sesak napas akibat stres juga bisa berbahaya jika dialami oleh orang yang menderita penyakit pernapasan. Terutama asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis. Pasalnya, kondisi ini akan memperparah gejala penyakit yang telah ada.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR