41% Serangga Terancam Punah, Dampaknya Memengaruhi Ekosistem Bumi

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 18 November 2019 | 16:23 WIB
Serangga membantu penyerbukan tanaman. (Sushaaa/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Serangga merupakan bagian penting dari Bumi, keberlangsungan hidup kita pun bergantung padanya. Namun kini, ancaman kepunahan sedang menghantui serangga. Diketahui bahwa 41% atau sekitar 1 juta dari mereka akan punah.

Dalam sebuah laporan berjudul Insect Declines and Why They Matter, Professor Dave Goulson mendeskripsikan situasi yang mengerikan tersebut.

Sejak 1850, 23 spesies lebah dan tawon 'pengunjung bunga' di Inggris telah punah. Ini memberikan pengaruh pada persediaan makanan kita, mengingat 3/4 dari semua tumbuhan yang ditanam manusia membutuhkan penyerbukan dari serangga. 

Baca Juga: Sempat Menghilang Selama 30 Tahun, Kancil Langka Ini Ditemukan Kembali di Vietnam

"Serangga membentuk sebagian besar spesies di Bumi. Mereka merupakan bagian integral dari fungsi ekosistem darat dan air tawar, melakukan peran vital seperti penyerbukan, penyebaran benih, dan siklus hara. Serangga juga menjadi makanan bagi beberapa hewan yang lebih besar seperti burung, kelelawar ikan, amfibi, dan kadal. Jika kita menghentikan penurunan jumlah serangga, maka seluruh makhluk hidup di Bumi akan terkena dampaknya," papar Goulson yang merupakan profesor biologi di University of Sussex. 

Selain lebah, spesies kupu-kupu di Inggris juga menurun sebanyak 46% antara 1976 hingga 2019. Sejalan dengan hal tersebut, terjadi penurunan pula pada populasi burung. Di Inggris, populasi burung flycathcer menurun hingga 93% antara 1967 dan 2016. Angka yang sama juga ditunjukkan oleh populasi burung bulbul dan partridge abu-abu. 

Goulson menekankan bahwa penyebab utama penurunan populasi serangga adalah hilangnya habitat dan fragmentasi serta penggunaan pestisida yang berlebihan. 
 
"Serangga liar secara rutin terpapar campuran racun yang kompleks dan dapat menyebabkan kematian atau disorientasi yang melemahkan sistem kekbalan serta sistem pencernaan mereka," katanya. 
 
 
Laporan ini ditugaskan oleh aliansi satwa liar di Imggris. Meskipun fokusnya hanya di Inggris, tapi gambaran yang dihasilkan dalam studi tersebut kurang lebih mewakili hal yang terjadi di seluruh dunia. 
 
Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature baru-baru ini juga menyatakan bahwa kepunahan serangga kemungkinan lebih buruk dari yang ditakutkan sebelumnya. 
 
"Konsekuensinya sangat jelas; jika serangga punah, maka ekosistem darat dan air tawar akan hancur, begitu pula dengan kehidupan manusia," ungkap studi tersebut.