Akses Teknologi Demi Pendidikan dan Kesehatan di Natuna

By National Geographic Indonesia, Selasa, 19 November 2019 | 11:36 WIB
Guru Teknologi Infomasi dan Komunikasi, Maradona, berpose saat difoto di laboratorium komputer SMP N 2 Bunguran Timur, Kota Ranai, Natuna, Rabu, 9 Oktober 2019. Sekolah tersebut tengah bersiap menghadap Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dnegan memanfaatkan layanan internet yang disediakan oleh Palapa Ring Barat. (Agoes Rudianto/National Geographic Indonesia)

Penulis: Fadhil Ramadhan

Nationalgeographic.co.id - Bayangan awan yang melintas sesaat di atas kami sedikit menyejukkan siang ini yang begitu panas. Kepulauan Natuna pada siang ini terasa amat terik. Seluruh siswa SMPN 2 Bunguran Timur sedang menjalankan istirahat siang. Banyak dari mereka kami lihat sedang duduk-duduk di depan kelas. Yang unik, di area taman sekolah ini terdapat banyak batu-batu besar dan lonjong seukuran 3 meter. Ada yang posisinya berdiri menjulang, ada juga yang merebah sehingga bisa dijadikan tempat duduk-duduk oleh para siswa.

Kami berbincang dengan Budi Kesumawati (48) selaku kepala sekolah, juga Maradona (27) selaku guru mata pelajaran Teknologi Informatika di SMPN 2 Bunguran Timur. Kami membicarakan banyak hal salah satunya tentang penggunaan internet di kepulauan Natuna, khususnya di lingkup sekolah.

Pada akhir tahun 2018, telah dibangun Palapa Ring Barat di kepulaun Natuna. Selain itu, telah dipasang juga pemancar sinyal di area sekolah agar civitas akademika dapat menggunakannya secara gratis untuk keperluan belajar mengajar. Saat ini SMPN 2 Bunguran Timur tentu membutuhkan internet lantaran dlaam waktu dekat, para siswanya akan menghadapi Ujian Nasional Bertaraf Komputer (UNBK). Budi Kesumawati bercerita bahwa SMPN 2 Bunguran Timur merupakan sekolah “Adiwiyata” yang rutin mengadakan kegiatan cinta lingkungan di setiap pekannya. 

Baca Juga: Apa Makna Di Balik Tol Langit ‘Palapa Ring’?

Kepala Sekolah SMP N 2 Bunguran Timur, Budi Kesumawati, berpose saat difoto di laboratorium komputer sekolah tersebut di Kota Ranai, Natuna, Rabu, 9 Oktober 2019. Sekolah tersebut tengah bersiap menghadap Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dnegan memanfaatkan layanan internet yang disediakan oleh Palapa Ring Barat. (Agoes Rudianto/National Geographic Indonesia)

Maradona turut menjelaskan perihal bagaimana dirinya memberikan pelajaran kepada para siswa terkait praktek di laboratorium TIK sekolah. SMPN 2 memiliki satu lab. TIK, tapi jumlah komputer milik sekolah tidak sepadan dengan jumlah siswa yang harus mengikuti. Sehingga dalam 2 jam pelajaran Maradona mengajar, dia membagi para murid menjadi 2 kloter. Para murid bergantian mengikuti praktek di laboratorium sekolah untuk belajar TIK.

 “Saya mengajarkan kepada anak-anak agar mereka memahami bagaimana menggunakan internet dengan baik,” terang Maradona. “Kami, guru dan para siswa, merasa terbantu sekali dengan adanya Palapa RIng Barat. Dengan begitu kami bisa memanfaatkannya untuk belajar dan melihat dunia luar.”

Kepala UPT RSUD Natuna, dr. Medi Primatori Purnawan berpose saat di foto di Kota Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat, 11 Oktober 2019. Rumah sakit tersebut memberikan layanan gratis untuk pasien dan keluarga yang tengah menjalani perawatan. Saat ini, rumah sakit itu mengembangkan sistem untuk pendaftaran pasien secara daring. (Agoes Rudianto/National Geographic Indonesia)

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama suatu negara untuk dapat dikatakan sebagai negara maju. Akses internet yang termasuk penunjang pendidikan, nyatanya sampai saat ini masih belum merata.

Di kepulauan Natuna, internet baru mudah diakses setelah pembangunan Palapa Ring Barat (PRB) pada akhir 2018. Sebelum pembangunan PRB, masyarakat harus pergi ke pesisir untuk sekadar mendapatkan sinyal. Para pelajar mengaku adanya internet mempermudah mereka dalam mencari informasi. Mereka berharap akses internet di kepulauan Natuna dapat memajukan pendidikan di sana. Selain pendidikan, bidang lain yang juga merupakan kebutuhan utama masyarakat Natuna yaitu bidang kesehatan.

Pada suatu pagi, saya dan tim sedang menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna. Keadaan lalu lintas di kepulaua Natuna pagi itu cenderung ramai lancar. Begitu tiba di RSUD Natuna, kami menemui dr. Medi Primatori Purnawan (47) selaku Direktur Rumah Sakit.

Pagi itu dr. Medi bercerita tentang adanya Telemedicine di RSUD Natuna. Bentuknya berupa seperangkat komputer dan monitor, yang dari monitor tersebut para dokter bisa berkonsultasi dengan dokter lain yang berada di luar Natuna, misalnya ke rumah sakit yang ada di Batam yang juga menggunakan Telemedicine. Perangkat tersebut membutuhkan jaringan yang stabil. Di RSUD Natuna, telah terpasang wifi gratis berkecepatan 140 Mbps untuk digunakan oleh pihak rumah sakit maupun para pengunjung.

Siswi SMP N 2 Bunguran Timur, Amanda menghubungi rekannya menggunakan layanan panggilan video di sekolah tersebut, di Kota Ranai, Natuna, Rabu, 9 Oktober 2019. Sekolah tersebut tengah bersiap menghadap Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan memanfaatkan layanan internet yang disediakan oleh Palapa Ring Barat. (Agoes Rudianto/National Geographic Indonesia)

Selain untuk menggunakan Telemedicine, akses internet yang terdapat di rumah sakit juga digunakan untuk keaktifan website resmi rsud.natunakab.go.id dan lama Facebook resmi RSUD Natuna.

Dari sana, para pengunjung dapat memberikan kritik dan saran kepada pihak rumah sakit. RSUD Natuna juga mempunyai siaran interaktif dengan masyarakat Natuna berupa siaran radio. Siaran tersebut bahkan bisa diakses dengan cara sreaming di saluran RRI kabupaten Natuna setiap hari Selasa pukul 7.30 WIB sampai pukul 9.00 WIB. Di siaran interaktif tersebut, masyarakat dapat menyampaikan keluhan dan berkomunikasi dengan dokter berkompeten yang siap membantu.

Baca Juga: Indonesia Merdeka Sinyal 2020, Pemerataan Akses Telekomunikasi dan Informasi Segera Terwujud

Kami juga bertemu dengan masyarakat yang sedang berobat, namanya adalah Effendi, berusia 40 tahun. Effendi rutin mengantarkan istrinya berobat ke RSUD Natuna untuk mengobati penyakit Glaukoma istrinya. Setelah melakukan operasi sebanyak dua kali, puji syukur kini keadaan istrinya sudah pulih.

Effendi mengaku puas dengan pelayanan pihak rumah sakit. RSUD Natuna memiliki Indeks Kepuasan Masyarakat yang cukup tinggi. Dari 380 responden yang menilai, terdiri mulai dari pendidikan sekolah dasar hingga Magister, RSUD Natuna mendapat nilai 83 per 100.

RSUD Natuna saat ini telah merencanakan membuat suatu pengembangan aplikasi kesehatan, sehingga masyarakat kepualauan Natuna dapat mendaftar di rumah sakit secara daring. Dengan aplikasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui jadwal untuk berobat sehingga tidak perlu menunggu di rumah sakit.

“Aplikasi ini sudah kami rencanakan sejak lama namun terkendala jaringan internet tang sat itu belum bagus,” ujar dr. Medi. “Dengan keadaan internet yang sudah lebih baik sejak dibangunnya Palapa Ring Barat, kami akan segera mewujudkun rencana aplikasi tersebut.”